Minggu, 25 Desember 2011

Tugas kuliah (harmadi-derasid.blogspot.com)

PENGELOLAAN, PENGEMBANGAN DAN

PEMANFAATAN SUMBER-SUMBER BELAJAR DI SEKOLAH

DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Oleh : Harmadi

1. Pendahuluan

a. Latar Belakang

Proses belajar dalam pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Melalui proses belajar dapat memberi pengaruh terhadap perkembangan kemampuan akademis dan psikologis setiap manusia dalam hidupnya. Belajar merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Belajar juga merupakan kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator. Konsep teknologi pendidikan menekankan kepada individu yang belajar melalui pemanfaatan dan penggunaan berbagai jenis sumber belajar.

Dengan semakin cepatnya arus globalisasi, dunia pendidikan sekarang ini menghadapi berbagai tantangan. Dunia pendidikan dituntut agar dapat mendorong dan mengupayakan peningkatan kemampuan dasar untuk menjadi individu yang unggul dan memiliki daya saing kuat secara cepat. Sementara pandangan masyarakat pada umumnya mengenai pendidikan bersifat konvensional yaitu mengkaitkan penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran yang terjadi hanya berlangsung di dalam kelas, di mana sejumlah murid atau peserta belajar secara bersama-sama memperoleh pelajaran dari seorang guru atau instruktur.

Adanya isu sentral rendahnya mutu atau kualitas dan relevansi pendidikan membuat lembaga pendidikan seperti sekolah dituntut untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten. Selain itu otonomi daerah juga membawa perubahan-perubahan serta penyesuaian pendidikan demokratis, yang sangat memperhatikan keragaman kebutuhan daerah dan siswa itu sendiri.

Timbulnya berbagai tuntutan tersebut membawa konsekwensi pada perubahan paradigma dalam belajar mengajar menjadi pembelajaran. Strategi dan pendekatan pembelajaran tidak lagi bertumpu pada guru tetapi berorientasi pada siswa sebagai subyek (student centered). Guru bukan lagi satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Tanpa guru, pembelajaran tetap dapat dilaksanakan karena adanya sumber belajar yang lain. Sehubungan hal tersebut para pendidik atau guru di sekolah diharapkan untuk dapat menggunakan sumber belajar secara tepat.

Sehubungan dengan penggunaan sumber belajar tersebut maka sudah seharusnya siswa dan guru memanfaatkan semaksimal mungkin sumber-sumber belajar yang ada di sekolah tersebut. Berdasarkan pengalaman selama penulis menjadi guru, baik di sekolah tempat penulis bertugas maupun di sekolah-sekolah lain, tanpak keengganan guru memanfaatkan sumber-sumber belajar yang ada, ditambah lagi dengan manajemen kepala sekolah yang tidak menyentuh ke pernaikan kualitas pemnbelajaran. Padahal cukup banyak sumber-sumber belajar yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran, sehingga sumber belajar tidak hanya bertumpu pada satu jenis saja tetapi beraneka sumber atau beraneka jenis. Dengan pemanfaatan sumber-sumber belajar yang ada di sekolah diharapkan akan menjadikan pembelajaran lebih berkualitas dalam arti adanya variasi metode dan model pembelajaran di samping diharapkan pula dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

b. Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi masalah adalah apa sajakah sumber-sumber belajar yang ada sekolah dan bagaimanakah mengelola, mengembangkan dan memanfaatkannya?

c. Tujuan dan Manfaat

Tujuan tulisan ini adalah untuk mengetahui sumber-sumber belajar yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran serta untuk mengetahui cara mengelola, mengembangkan dan memanfaatkannya.

Manfaat tulisan ini bagi penulis dan pembaca adalah sebagai pembuka wawasan tentang sumber-sumber belajar yang ada di sekolah yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran. Manfaat bagi bidang keilmuan teknologi pendidikan adalah sebagai penambah wacana tentang sumber-sumber belajar yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran di sekolah.

2. Pembahasan

a. Proses dan Kualitas Pembelajaran

Istilah kegiatan “belajar”, “mengajar”, dan “pembelajaran” merupakan istilah kegiatan yang tidak terpisahkan, meskipun ketiganya merupakan kegiatan yang berbeda. Kegiatan belajar bisa saja terjadi walaupun tidak ada kegiatan mengajar. Begitu pula sebaliknya, kegiatan mengajar tidak selalu dapat menghasilkan kegiatan belajar. Ketika seorang guru menjelaskan pelajaran di depan kelas maka terjadi kegiatan mengajar, tetapi dalam kegiatan tersebut belum tentu terjadi kegiatan belajar pada setiap siswa. Kegiatan mengajar dikatakan berhasil jika dapat menghasilkan kegiatan belajar pada diri siswa. Jadi, sebenarnya hakekat guru mengajar adalah usaha guru untuk membuat siswa belajar. Dengan kata lain, mengajar merupakan upaya menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar. Kegiatan inilah yang disebut dengan peoses pembelajaran.

Istilah pembelajaran lebih menggambarkan usaha guru untuk membuat belajar para siswanya. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak menghasilkan kegiatan belajar pada para siswa. Kegiatan belajar hanya bisa berhasil jika si pembelajar secara aktif mengalami sendiri proses belajar. Jadi syarat mutlak yang harus dipenuhi agar terjadi kegiatan belajar yaitu terjadinya interaksi antara pembelajar (learner) dengan sumber belajar.

Pekerjaan mengajar tidak selalu harus diartikan sebagai kegiatan menyajikan materi pelajaran. Meskipun menyajikan materi pelajaran memang merupakan bagian dari kegiatan mengajar, tetapi bukanlah satu-satunya. Masih banyak cara lain yang dapat dilakukan guru untuk membuat siswa belajar. Peran penting yang harus dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran adalah mengusahakan agar setiap siswa dapat berinteraksi secara aktif dengan berbagai sumber belajar yang ada.

Inilah yang dimaksud dengan kualitas pembelajaran, yaitu suatu keadaan pembelajaran yang terjadi dengan menjadikan siswa dapat mengalami belajar. Dapat pula dikatakan bahwa suatu pembelajaran yang berkulaitas adalah suatu pembelajaran yang didalamnya terdapat siswa yang mengalami belajar atau siswa dapat berinteraksi dengan sumber belajar.Meskipun guru juga merupakan salah satu sumber belajar bagi siswa, tetapi masih banyak lagi sumber-sumber belajar yang lain yang dapat dimanfaatkan untuk terjadinya proses pembelajaran.

b. Pengertian dan Macam Macam Sumber Belajar di Sekolah

Beberapa pengertian sumber belajar yang dikemukakan para ahli akan diketengahkan seperti berikut ini. AECT (Association for Educational Communication and Technology) (1977) dalam Sadiman (1989:141) mengemukakan bahwa sumber belajar adalah berbagai atau semua sumber baik yang berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajarnya. Pengertian lain dikemukakan oleh Sanjaya (2008:228) bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar. Dari dua pendapat di atas maka sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan belajar guna tercapainya tujuan belajar. Dapat juga dikatakan bahwa sumber belajar adalah semua sumber (baik berupa data, orang atau benda) yang dapat digunakan untuk memberi fasilitas (kemudahan) belajar bagi siswa. Sumber belajar ini bermanfaat dalam memberikan sumbangan yang positif untuk peningkatan mutu pendidikan dan pembelajaran.

Seperti dikemukakan oleh AECT di atas ada enam jenis sumber belajar yaitu pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan latar. Pesan (message) merupakan sumber belajar yang berupa ide, ajaran, fakta, makna, nilai dan data baik yang dikeluarkan oleh lembaga resmi seperti pemerintah maupun oleh masyarakat.. Sebagai contohnya adalah kurikulum, cerita rakyat, ceramah, prasasti, kitab kuno dan sebagainya.

Orang (people)merupakan sumber belajar, baik orang yang dipersiapkan untuk terjun dalam kegiatan pembelajaran, maupun orang yang tidak disiapkan untuk pembelajaran. Orang yang disiapkan untuk pembelajaran seperti guru, dosen, widyaiswara, instruktur dan sebagainya. Sedangkan orang yang tidak disiapkan untuk pembelajaran tetapi dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran dapat berupa pejabat, tokoh masyarakat, tokoh agama, orang ahli atau profesi dan sebagainya, contohnya kepala puskesmas, dokter, polisi, kepala desa, pengurus masjid, penghulu nikah, pedagang, petani dan sebagainya.

Bahan (materials) merupakan suatu benda yang berisi pesan atau informasi pembelajaran seperti buku, modul, majalah, koran, slide, film, OHT (Overhead Tranparancy), media grafis, CD (Compact Disk), dan sebagainya. Bahan ini dapat juga disebut perangkat lunak atau software

Alat (device) adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan seperti OHP (Overhead Projector), slide projector, film projector, LCD (Liquid Crystal Display), radio, televisi, tape recorder, kaset, dan sebagainya.

Teknik (Technique) merupakan sumber belajar berupa teknik atau cara penyampaian dalam pembelajaran agar tercapainya tujuan pembelajaran. Teknik meliputi pendekatan pembelajaran, model pembelajaran, metode pembelajaran dan sebagainya. Metode pembelajaran seperti ceramah, diskusi, kerja kelompok dan sebagainya. Model pembelajaran dapat berupa kooperatif , individu dan sebagainya, sedangkan pendekatan pembelajaran seperti pembelajaran kontekstual, inkuiri, keterampilan proses dan sebagainya. Sedangkan latar (setting) merupakan sumber belajar berupa lingkungan seperti perpustakaan, laboratorium, kebun sekolah, dan sebagainya.

Selain itu berdasarkan cara pengelolaannya sumber belajar dapat dibedakan dalam dua macam yaitu sumber belajar yang dirancang (Learning Resource by design) dan sumber belajar yang dimanfaatkan (Learning Resource by utilization)(Sadiman dan kawan-kawan, 1989:142)

Berdasarkan pengertian di atas maka sumber-sumber belajar yang terdapat di sekolah adalah sebagai berikut.

Pesan, seperti: kurikulum, pembinaan pada upacara bendera dan sebagainya.

Orang, seperti: guru mata pelajaran, guru bimbingan dan konseling, petugas tata usaha, penjaga kantin sekolah dan sebagainya

Bahan, seperti : buku, modul, majalah, koran, slide, film, OHT (Overhead Tranparancy), media grafis, CD (Compact Disk), peta, atlas, globe, matematika kit, bahasa kit, dan sebagainya.

Alat, seperti : OHP (Overhead Projector), slide projector, film projector, LCD (Liquid Crystal Display), radio, televisi, tape recorder, kaset, dan sebagainya.

Teknik, seperti : model dan metode pembelajaran contohnya pembelajaran individual, kooperatif, kompetitif, metode diskusi, eksperimen dan sebagainya.

Lingkungan, seperti: lapangan olah raga, laboratorium IPA, laboratorium bahasa, laboratorium komputer, perpustakaan, ruang keterampilan, kebun sekolah, kantin sekolah, benda-benda yang tidak terpakai, dan lingkungan sekolah lainnya.

c. Pengelolaan dan Pengembangan Sumber Belajar di Sekolah

Sumber belajar dapat berfungsi sebagai saluran komunikasi dan mampu berinteraksi dengan peserta belajar dalam suatu kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Oleh sebab itu sumber belajar harus dikembangkan dan dirancang secara sistematis berdasarkan kebutuhan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dan juga berdasarkan pada karakteristik para peserta didik yang akan mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut.

Sumber belajar selama ini dianggap sebagai suatu barang yang sulit dan membutuhkan biaya yang tinggi untuk mendapatkannya. Hal ini disebabkan karena guru ataupun siswa kurang memiliki kreativitas dan inovasi dalam memanfaatkan bahan-bahan atau benda-benda yang ada sekitar lingkungan sekolah. Pemanfaatan sumber belajar di sekolah baik yang dirancang maupun yang tinggal dimanfaatkan belum berjalan secara baik dan optimal. Banyak guru yang masih menggunakan paradigma lama, yaitu mengajar dengan hanya bersumber pada buku pelajaran yang ada, dan tidak memiliki motivasi, kreasi dan inovasi untuk memanfaatkan dan menciptakan sumber belajar lainnya yang dapat membantu diri guru tersebut dan siswanya dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Dengan berbekal kreativitas, guru seharusnya dapat membuat dan menyediakan sumber belajar yang sederhana dan murah. Misalnya bagaimana guru dan siswa dapat memanfaatkan benda-benda yang ada lingkungan kelas, sekolah dan masyarakat ataupun bahan-bahan bekas. Bahan bekas, yang banyak berserakan di sekolah dan rumah, seperti kertas, mainan, kotak pembungkus, bekas kemasan sering luput dari perhatian kita. Dengan sentuhan kreativitas, bahan-bahan bekas yang biasanya dibuang secara percuma dapat dimodifikasi dan didaur-ulang menjadi sumber belajar yang sangat berharga.

Selain dari itu lingkungan juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Peserta didik tidak perlu harus pergi jauh dengan biaya yang mahal, lingkungan yang berdekatan dengan sekolah dan rumah pun dapat dioptimalkan menjadi sumber belajar yang sangat bernilai bagi kepentingan belajar siswa. Tidak sedikit sekolah-sekolah yang memiliki halaman atau pekarangan yang cukup luas, namun keberadaannya seringkali ditelantarkan dan tidak terurus. Jika saja lahan-lahan tersebut dioptimalkan tidak mustahil akan menjadi sumber belajar yang sangat berharga.

Sumber belajar lainnya yang seharusnya dikelola dengan baik adalah perpustakaan. Tidak sedikit perpustakaan yang ada di sekolah-sekolah belum dikelola dengan baik sebagai pusat sumber belajar, perpustakaan hanya menjadi sarana atau tempat penyimpanan buku saja. Siswa tidak termotivasi memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar. Perpustakaan mestinya dapat menjadi pusat sumber dan penyimpanan informasi dan pengetahuan baik berupa bahan cetak (buku/tulisan), elektronik dan audio visual ataupun dalam bentuk yang lain, sehingga perpustakaan dapat berfungsi sebagai sumber belajar bagi semua peserta belajar, para profesional, para peneliti dan bagi siapapun yang memerlukan informasi dan pengetahuan.

Selain berfungsi sebagai tempat untuk mendapatkan informasi, perpustakaan juga berfungsi untuk kegiatan pendidikan, pembelajaran dan penelitian, maka distribusi informasi sebagai koleksi perpustakaan perlu diarahkan pada kebutuhan belajar peserta belajar. Konsep Pusat Sumber Belajar mengubah organisasi informasi dan pengelolalaan perpustakaan dari lingkungan hanya bahan cetak menjadi lingkungan bahan cetak dengan bahan non cetak termasuk diantaranya semua teknologi yang lebih baru seperti bahan rekaman yang dibaca dengan mesin, cd-rom, video disc, bahkan juga komputer terhubung dengan jaringan internet.

Bagi sekolah yang memiliki ruang keterampilan dan laboratorium baik bahasa, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sudah seharusnya dikelola dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai ada barang-barang rusak hanya karena lama disimpan, bukan rusak karena dipakai. Selain itu banyak alat-alat peraga atau media pembelajaran yang jarang dimanfaatkan atau guru tidak mau menggunakannya. Padahal semua itu seharusnya dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kegiatan pembelajaran.

Pengelolaan dan pengembangan sumber belajar ini sebetulnya tidak semata-mata menjadi tugas dan tanggungjawab guru semata, tetapi juga terkaitan dengan manajemen kepala sekolah yang juga lebih banyak dicurahkan kepada peningktan kualitas pembelajaran. Dengan adanya keinginan guru untuk mengelola dan mengembangkan sumber-sumber belajar dengan didukung oleh manajemen sekolah yang kondusif diharapkan akan dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber-sumber belajar yang ada di sekolah.

3. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Sumber-sumber belajar yang terdapat di sekolah adalah sebagai berikut.

Pesan seperti: kurikulum, pembinaan pada upacara bendera dan sebagainya. Kemudian orang, seperti: guru mata pelajaran, guru bimbingan dan konseling, petugas tata usaha, penjaga kantin sekolah dan sebagainya. Selanjutnya bahan, seperti : buku, modul, majalah, koran, slide, film, OHT (Overhead Tranparancy), media grafis, CD (Compact Disk), peta, atlas, globe, matematika kit, bahasa kit, dan sebagainya. Selain itu berupa alat, seperti : OHP (Overhead Projector), slide projector, film projector, LCD (Liquid Crystal Display), radio, televisi, tape recorder, kaset, dan sebagainya. Sedangkan teknik, seperti : model dan metode pembelajaran contohnya pembelajaran individual, kooperatif, kompetitif, metode diskusi, eksperimen dan sebagainya. Sumber belajar berupa lingkungan, seperti: lapangan olah raga, laboratorium IPA, laboratorium bahasa, laboratorium komputer, perpustakaan, ruang keterampilan, kebun sekolah, kantin sekolah, benda-benda yang tidak terpakai, dan lingkungan sekolah lainnya.

Saran

Guru dan kepala sekolah diharapkan mempunyai komitmen untuk mengembangkan sumber-sumber belajar yang ada di sekolah dengan cara mengelola dan mengembangkannya seoptimal mungkin sehingga sumber belajar tersebut dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran agar tercapainya pembelajaran yang berkualitas guna tercapainya tujuan pembelajaran dan tujuan pendidikan yang diinginkan.

4. Daftar Pustaka

Mudhoffir. 1986. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Sumber Belajar. Bandung: CV. Remadja Karya.

Rahadi, Aristo. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Sadiman, Arif Sukadi, dan kawan-kawan. 1989. Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta: PT. Mediyatama Sarana Perkasa.

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kecana Prenada Media Group.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger