Minggu, 25 Desember 2011


Tugas Kuliah (Harmadi-derasid.blogspot.com)

STRATEGI PEMILIHAN MEDIA YANG EFEKTIF

UNTUK PEMBELAJARAN

Oleh Harmadi

1. Pendahuluan

a. Latar Belakang

Keberhasilan suatu pembelajaran didukung oleh beberapa faktor seperti faktor guru, siswa, dan sarana pendukung. Yang merupakan faktor guru meliputi perencaanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Dalam pelaksanaan pembelajaran, selain penguasaan materi, yang perlu pula mendapat perhatian adalah penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran menempati posisi yang penting dalam pembelajaran, seperti yang dikemukakan oleh Miarso (1984:107): “Media harus merupakan bagian integral dari pelajaran”. Penggunaan media pembelajaran merupakan suatu hal tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pembelajaran. Dengan penggunaan media diharapkan akan dapat memudahkan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Pesan yang disampaikan berupa materi pelajaran oleh penyampai pesan (guru) akan mudah dipahami oleh penerima pesan (siswa) apabila media yang digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi baik materi pelajaran maupun siswa yang bersangkutan.

Agar pesan yang disampaikan oleh penyampai pesan dapat diterima dengan baik sesuai dengan yang diinginkan, maka dalam pembelajaran perlu perancangam media yang sesuai. Perancangan media merupakan upaya merencanakan media yang sesuai dengan kondisi siswa, materi pelajaran, alokasi waktu dan model pembelajaran yang digunakan. Merencanakan media adalah memilih jenis media yang akan digunakan dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya. Pemilihan media yang tepat diharapkan dapat memperlancar proses komunikasi dalam pembelajaran, sehingga tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Ada beberapa media yang dapat dipilih oleh guru dalam pembelajaran. Persoalan yang kadang-kadang muncul biasanya pemilihan media mana yang cocok untuk pembelajaran suatu materi pelajaran tertentu. Dengan adanya pemilihan media yang tepat diharapkan materi pelajaran dapat disampaikan dengan baik dan siswa dapat belajar.

b. Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi masalah adalah bagaimana cara (strategi) pemilihan media yang efektif untuk pembelajaran ?

c. Tujuan dan Manfaat

Tujuan tulisan ini adalah untuk mengetahui cara atau strategi pemilihan media yang efektif untuk pembelajaran. Sedangkan manfaat tulisan ini adalah sebagai penambah wawasan penulis dan pembaca tentang cara memilih media yang efektif untuk pembelajaran. Selain itu bermanfaat pula untuk sumbangan bagi dunia pendidikan khususnya pembelajaran bahwa ada cara untuk memilih media pembelajaran yang efektif.

2. Pembahasan

a. Pengertian dan Hakekat Media Pembelajaran

Pembelajaran mengandung dua kegiatan dan melibatkan dua pihak, kegiatan yang dimaksud yaitu belajar dan membelajarkan. Belajar adalah proses perubahan perilaku sebagai akibat dari interkasi dengan lingkungan untuk mencapai tujuan. Siswa adalah pihak yang menjadi fokus sebagai pelaku belajar, sedangkan guru adalah pihak yang menjadi fokus untuk menciptakan situasi hingga terjadinya proses belajar pada diri siswa.

Belajar dan membelajarkan merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek yang menerima materi pelajaran. Kedua konsep tersebut akan terpadu dalam satu kegiatan manakala terjadi interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan siswa dengan lingkungan belajar. Belajar yang dilakukan oleh siswa bukan hanya menghafal, bukan pula hanya mengingat, belajar adalah sebuah proses yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku pada diri seseorang. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar dapat ditujukan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkahlaku, keterampilan, kecakapan dan kemampuan, daya reaksi, daya penerimaan dan lain-lain yang melibatkan semua aspek siswa.

Dengan demikian belajar merupakan proses aktivitas, menuntut aktivitas siswa, belajar menuntut pencapaian tujuan melalui berbagai pengalaman. Dengan demikian inti dari upaya mewujudkan aktivitas belajar pada diri siswa adalah harus bertitik tolak pada upaya guru untuk mengembangkan dan menciptakan serta mengatur situasi yang memungkinkan siswa melakukan proses belajar, sehingga bisa merubah perilaku dalam proses pembelajaran. Dengan demikian peran guru menjadi amat penting untuk keberhasilan proses pembelajaran.

Proses pembelajaran pada dasarnya menuntut kemampuan guru dalam mengendalikan kegiatan belajar siswa. Meski tidak setiap kegiatan belajar siswa bergantung kepada kehadiran guru, namun terdapat hubungan sebab akibat antara guru mengajar dan murid belajar. Oleh karena itu, salah satu tanggung jawab guru dalam proses pembelajaran adalah merancang dan melaksanakan proses pembelajaran sedemikian rupa sehingga para peserta didik dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pada umumnya proses pembelajaran formal dalam semua tingkatan menggunakan komunikasi tatap muka langsung (face to face) dengan menggunakan bahasa lisan. Profesionalisme guru dalam berbahasa lisan merupakan modal utama yang harus dimiliki sehingga para peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan mudah, menyenangkan dan mampu menyimak apa yang diucapkan guru, termasuk memahami nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Namun demikian, apabila kita hanya menggunakan bahasa lisan saja, akan muncul sejumlah persolan, baik yang muncul dari keterbatasan guru itu sendiri, sifat dan karakteristik bahan ajar, dan suasana dimana proses pembelajaran sedang berlangsung. Terlebih pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar, secara psikologis anak pada jenjang pendidikan awal menuntut informasi yang jelas, tidak verbalistik, sederhana dan pola pembelajaran menyenangkan serta sesuai dengan keterampilan berpikir siswa.

Oleh karena itu, diperlukan media pembelajaran sebagai bagian dari sumber belajar. Media pembelajaran bermanfaat untuk melengkapi, memelihara dan bahkan meningkatkan kualitas dan proses pembelajaran yang sedang berlangsung, penggunaan media dalam pembelajaran akan meningkatkan hasil belajar, meningkatkan aktivitas siswa, meningkatkan motivasi belajar siswa. Ketepatan penggunaan media pembelajaran tidak terlepas dari pemahaman kita terhadap ragam dan karakteristik media tersebut. Setiap jenis media pembelajaran memiliki kekhasan tersendiri. Hal ini perlu dijadikan bagian kemampuan dan keterampilan guru sesuai dengan kompetensi yang harus dimiliki menuju guru yang profesional.

Media berasal dari bahasa Latin “medius” yang mempunyai arti “tengah”, “perantara” atau “pengantar” (Arsyad, 2003:3), yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajan. Heinich, Molenda, dan Russel (1982:8) mengemukakan: “Derived from the Latin medium, “between” the term refers to anything that carries information between a source and a receiver”. Sementara itu, AECT seperti dikutip oleh Aristo Rahadi (2003:8) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyaalurkan pesan. Sedangkan, National Education Associaton (NEA) dalam Angkowo dan Kosasih (2007:10) mengungkapkan bahwa media pembelajaran sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak, audio visual serta peralatannya. Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Dengan demikian media pembelajaran memberikan penekanan pada posisi media .untuk belajar. Dengan kata lain, pada saat kegiatan belajar berlangsung bahan belajar yang diterima siswa diperoleh melalui media.

b. Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran memiliki beberapa fungsi, diantaranya :

  1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik tidak sama, tergantung dari faktor-faktor pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan berkunjung, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar – gambar yang dapat disajikan secara audio atau audio visual.
  2. Media pembelajaran dapat melewati batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena : (a) obyek terlalu besar; (b) obyek terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik.
  3. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.
  4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan
  5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
  6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
  7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
  8. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak

Berdasarkan fungsi di atas, dapat dikembangkan beberapa pemahaman tentang posisi media dan kontribusinya dalam kegiatan pembelajaran. Beberapa pemahaman itu antara lain :

(1) media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber pesan ataupun penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut.

(2) aplikasi media pembelajaran berpijak pada kaidah ilmu komunikasi,

Dari uraian di atas, tampaknya yang menjadi target (goal) dari suatu kegiatan pembelajaran adalah dampak atau hasil yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kajian kependidikan, istilah itu dikenal dengan nama “meaningful learning experience”, yaitu suatu pengalaman belajar yang bermakna sebagai hasil dari suatu kegiatan pembelajaran (instruction). Terjadinya belajar bermakna ini tidak terlepas dari peran media terutama dari kedudukan dan fungsinya. Secara umum media mempunyai kegunaan:

1. memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.

2. mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.

3. menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.

4. memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori & kinestetiknya.

5. memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama.

Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu diperhatikan oleh guru agar mereka dapat memilih media mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Sebagai contoh media kaset audio, merupakan media auditif yang mengajarkan topik-topik pembelajaran yang bersifat verbal seperti pengucapan (pronounciation) bahasa asing. Untuk pengajaran bahasa asing media ini tergolong tepat, karena bila secara langsung diberikan tanpa media sering terjadi ketidaktepatan dalam pengucapan, pengulangan dan sebagainya. Pembuatan media kaset audio ini termasuk mudah, hanya membutuhkan alat perekam dan narasumber yang dapat berbahasa asing, sementara itu pemanfaatannya menggunakan alat yang sama pula.

c. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Banyak cara diungkapkan untuk mengindentifikasi media serta mengklasifikasikan karakterisktik fisik, sifat, kompleksitas, ataupun klasifikasi menurut kontrol pada pemakai. Namun demikian, secara umum media bercirikan tiga unsur pokok, yaitu: suara, visual, dan gerak. Menurut Rudy Brets dalam Riana (http://edywihardjo.blog.unej.ac.id) ada 7 (tujuh) klasifikasi media, yaitu:

1. Media audio visual gerak, seperti: film bersuara, pita video, film pada televisi, Televisi, dan animasi

2. Media audio visual diam, seperti: film rangkai suara, halaman suara, dan sound slide.

3. Audio semi gerak seperti: tulisan jauh bersuara.

4. Media visual bergerak, seperti: film bisu.

5. Media visual diam, seperti: halaman cetak, foto, microphone, slide bisu.

6. Media audio, seperti: radio, telepon, pita audio.

7. Media cetak, seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri.

Secara lebih rinci Anderson (1997) dalam Riana (http://edywihardjo.blog.unej.ac.id) mengelompokan media berikut ini:

Kelompok Media

Contoh Media

1.

Audio

pita audio (rol atau kaset)

piringan audio

radio (rekaman siaran)

2.

Cetak

buku teks terprogram

buku pegangan/manual

buku tugas

3.

Audio – Cetak

buku latihan dilengkapi kaset

gambar/poster (dilengkapi audio)

4.

Proyek Visual Diam

film bingkai (slide)

film rangkai (berisi pesan verbal)

5.

Proyek Visual Diam dengan Audio

film bingkai (slide) suara

film rangkai suara

6.

Visual Gerak

film bisu dengan judul (caption)

7.

Visual Gerak dengan Audio

film suara

video/vcd/dvd

8.

Benda

benda nyata

model tirual (mock up)

9.

Komputer

media berbasis komputer; CAI

(Computer Assisted Instructional) &

CMI (Computer Managed Instructiona

Sedangkan Smaldino (2007:6) membagi media menjadi 6 yaitu “…text, audio, visuals, video, manipulatives (objects) and people”.

Beberapa pendapat tentang pengelompokan media di atas, menunjukan keberagaman media. Hal ini bernilai positif untuk memberikan pilihan secara selektif kepada guru untuk menggunakan media sesuai dengan tujuan pembelajaran, materi dan kondisi psikologis siswa. Namun demikian, dari beberapa pengelompokan tersebut dapat kita simpulkan bahwa media terdiri atas :

1. Media visual : yaitu media yang hanya dapat dilihat, yang termasuk kelompok

visual, seperti foto, gambar, poster, grafik, kartun, liflet, buklet, torso, film bisu,

model 3 dimensi.

2. Media Audio : adalah media yang hanya dapat didengar saja, seperti kaset audio,

radio, MP3 Player, iPod.

3. Media Audio Visual : yaitu media yang dapat dilihat sekaligus dapat didengar, seperti

film bersuara, video, televisi, sound slide,

4. Multimedia : adalah media yang dapat menyajikan unsur media secara lengkap seperti

suara, animasi, video, grafis dan film. Multimedia sering diidentikkan dengan

komputer, internet dan pembelajaran berbasis komputer (CBI).

5. Media Realia : yaitu semua media nyata yang ada dilingkungan alam, baik digunakan

dalam keadaan hidup maupun sudah diawetkan, seperti tumbuhan, batuan, binatang,

insektarium, herbarium, air, sawah dan sebagainya.

C. Strategi Pemilihan Media Pembelajaran

Sebelum memutuskan untuk memanfaatkan media dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas, hendaknya guru melakukan seleksi terhadap media pembelajaran mana yang akan digunakan untuk mendampingi dirinya dalam membelajarkan peserta didiknya. Berikut ini disajikan beberapa tips atau pertimbangan-pertimbangan yang dapat digunakan guru dalam melakukan seleksi terhadap media pembelajaran yang akan digunakan.

Sebuah media yang efektif dan efisien serta menyenangkan tentu menjadi dambaan dan kebutuhan untuk pembelajaran, untuk mendapatkan media tersebut diperlukan beberapa prinsip yang perlu diperhatikan diantaranya dalam pemilihan media. Terdapat beberapa pendapat dan cara dalam mengembangkan media, meskipun caranya berbeda-beda, namun ada hal yang sepakat bahwa setiap media memiliki kelebihan dan kelemahan yang akan memberikan pengaruh kepada afektifitas program pembelajaran. Dalam hal ini tidak ada satu media yang sempurna, dengan kata lain dapat digunakan dalam semua situasi, semua karakteristik siswa dan semua mata pelajaran, namun media sifatnya kondisional dan kontekstual sesuai dengan kebutuhan. Sejalan dengan hal ini, pendekatan yang ditempuh adalah mengkaji media sebagai bagian integral dalam proses pendidikan yang fokusnya akan memperhatikan beberapa komponen (Riana, http://edywihardjo.blog.unej.ac.id) diantaranya :

1. Instructional Goals, yaitu tujuan instruksional apa yang akan dicapai dalam suatu kegiatan pembelajaran. Dari kajian Tujuan Instruksional Umum (TIU) atau Tujuan Instruksional Khusus (TIK) ini bisa dianalisis media apa yang cocok guna mencapai tujuan tersebut. Jika kita kaitkan dengan kurikulum berbasis kompetensi maka kita harus memperhatikan : standar kompetensi, kompetensi dasar dan terutama indikator.

2. Instructional content, materi pembelajaran, yaitu bahan atau kajian apa yang akan diajarkan pada program pembelajaran tersebut. Pertimbangan lainnya, dari bahan atau pokok bahasan tersebut sampai sejauhmana kedalaman yang harus dicapai, dengan demikian kita bisa mempertimbangkan media apa yang sesuai untuk penyampaian bahan tersebut.

3. Learner Characteristic, familiaritas media dan karakteristik siswa. Yaitu mengkaji sifat-sifat dan ciri media yang akan digunakan dikaitkan dengan karakteristik siswa, baik secara kuantitatif (jumlah) ataupun kualitatif (kualitas, ciri, dan kebiasaan lain) dari siswa terhadap media yang akan digunakan.

4. Media selection, adanya sejumlah media yang bisa diperbandingkan karena pemilihan media pada dasarnya adalah proses pengambilan keputusan dari sejumlah media yang ada ataupun yang akan dikembangkan.

Uraian di atas menunjukan cara dalam memilih media dengan memperhatikan beberapa aspek tersebut, dalam kata lain medianya sudah tersedia dan kita tinggal melakukan pemilihan dengan cermat. Sedangkan bila kita akan merancang media, seyogyanya melalui tiga tahap utama, yaitu:

Pertama, fase perumusan tujuan, rancangan media apa yang akan dikembangkan, beberapa persiapan awal dalam perancangan media yang menyangkut: bahan, materi, dana, serta aspek perancangan lainnya.

Kedua, fase pengembangan, dalam fase ini sudah dimulai proses pembuatan media yang akan dikembangkan, sesuai dengan fase pertama dan

Ketiga, fase terakhir yaitu evaluasi untuk menilai media yang sudah dikembangkan atau dibuat, setelah melalui tahap uji coba, revisi, kajian dengan pihak lain. Semua fase tersebut berlangsung secara simultant atau berkesinambungan dan merupakan satu siklus seperti gambar berikut :

Selain pertimbangan di atas konsep lain untuk memilih media dapat menggunakan pola seperti lain. Sejumlah pertimbangan dalam memilih media pembelajaran yang tepat dapat kita rumuskan dalam satu kata ACTION, yaitu akronim dari; Access, Cost, Technology, Interactivity, Organization, dan Novelty (Riana, http://edywihardjo.blog.unej.ac.id)

1. Access. Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam memilih media. Apakah media yang kita perlukan itu tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan oleh siswa? Misalnya, kita ingin menggunakan media internet, perlu dipertimbangkan terlebih dahulu apakah ada saluran untuk koneksi ke internet? Akses juga menyangkut aspek kebijakan, misalnya apakah siswa diijinkan untuk menggunakannya? Komputer yang terhubung ke internet jangan hanya digunakan untuk kepala sekolah, tapi juga guru, dan yang lebih penting untuk siswa. Siswa harus memperoleh akses. Dalam hal ini media harus merupakan bagian dalam interaksi dan aktivitas siswa, bukan hanya guru yang menggunakan media tersebut.

2. Cost. Biaya juga harus dipertimbangkan. Banyak jenis media yang dapat menjadi pilihan kita, pada umumnya media canggih biasanya cenderung mahal. Namun, mahalnya biaya itu harus kita hitung dengan aspek menfaatnya. Semakin banyak yang menggunakan, maka unit biaya dari sebuah media akan semakin menurun. Media yang efektif tidak selalu mahal, jika guru kreatif dan menguasai materi pelajaran maka akan memanfaatkan objek-objek untuk dijadikan sebagai media dengan biaya yang murah namun efektif.

3. Technology.

Mungkin saja kita tertarik kepada satu media tertentu. Tapi kita perlu perhatikan apakah teknologi tersedia dan mudah menggunakannya? Katakanlah kita ingin menggunakan media audio visual di kelas. Perlu kita pertimbangkan, apakah ada listrik, voltase listrik cukup dan sesuai?

4. Interactivity. Media yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau interaktivitas. Setiap kegiatan pembelajaran yang anda kembangkan tentu saja memerlukan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut. Jadikan media itu sebagai alat bantu siswa dalam beraktivitas, misalnya puzzel untuk anak SD, siswa dapat menggunakannya sendiri, menyusun gambar hingga lengkap, flash card dapat dikondisikan dalam bentuk permainan dan semua siswa terlibat baik secara fisik, intelektual maupun mental.

5. Organization. Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi. Misalnya, apakah pimpinan sekolah atau yayasan mendukung? Bagaimana pengorganisasiannya. Apakah di sekolah ini tersedia satu unit yang disebut pusat sumber belajar?

6. Novelty. Kebaruan dari media yang anda pilih juga harus menjadi pertimbangan.

Media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi siswa.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam memilih media yang efektif memerlukan strategi atau cara yang tepat yaitu seperti berikut ini.

a. Menyesuaikan Jenis Media dengan Materi Pelajaran.

b. Keterjangkauan dalam Pembiayaan.

c. Ketersediaan Perangkat Keras untuk Pemanfaatan Media Pembelajaran.

d. Ketersediaan Media Pembelajaran di Pasaran.

e. Kemudahan Memanfaatkan Media Pembelajaran.

Keterangan:

a. Menyesuaikan Jenis Media dengan Materi Pelajaran.

Sewaktu akan memilih jenis media yang akan dikembangkan atau diadakan, maka yang perlu diperhatikan adalah jenis materi pelajaran yang mana yang terdapat di dalam kurikulum yang dinilai perlu ditunjang oleh media pembelajaran. Kemudian, dilakukan telaah tentang jenis media apa yang dinilai tepat untuk menyajikan materi pelajaran yang dikehendaki tersebut. Karena salah satu prinsip umum pemilihan/pemanfaatan media adalah bahwa tidak ada satu jenis media yang cocok atau tepat untuk menyajikan semua materi pelajaran.

Sebagai contoh misalnya, pelajaran bahasa Inggris. Untuk kemampuan berbahasa mendengarkan atau menyimak (listening skill), media yang lebih tepat digunakan adalah media kaset audio. Sedangkan untuk kemampuan berbahasa menulis atau tata bahasa, maka media yang lebih tepat digunakan adalah media cetak. Sedangkan untuk mengajarkan kepada peserta didik tentang cara-cara menggunakan organs of speech untuk menuturkan kata atau kalimat (pronounciation), maka media video akan lebih tepat digunakan.

Contoh lain untuk pelajaran Biologi. Untuk mengajarkan bagaimana terjadinya proses peredaran darah atau pencernaan makanan di dalam tubuh manusia, maka media video dinilai lebih tepat untuk menyajikannya. Dengan menggunakan teknik animasi, maka media video dapat memperlihatkan atau memvisualisasikan proses yang tidak dapat dilihat dengan mata materi pelajaran yang berkaitan dengan proses. Melalui visualisasi yang disajikan media video, maka peserta didik akan lebih mudah memahami materi pelajaran tentang proses peredaran darah atau pencernaan makanan di dalam tubuh manusia. Demikian juga halnya dalam menjelaskan profil kehidupan binatang buas, maka media video merupakan jenis media yang lebih tepat untuk menyajikannya.

b. Keterjangkauan dalam Pembiayaan.

Dalam pengembangan atau pengadaan media pembelajaran hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan anggaran yang ada. Kalau seandainya guru harus membuat sendiri media pembelajaran, maka hendaknya dipikirkan apakah ada di antara sesama guru yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan media pembelajaran yang dibutuhkan. Kalau tidak ada, maka perlu dijajagi berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan medianya jika harus dikontrakkan kepada orang lain. Namun sebelum dikontrakkan kepada orang lain, satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah apakah media pembelajaran yang dibutuhkan tersebut tidak tersedia di pasaran. Seandaianya tersedia di pasaran, apakah tidak lebih cepat, mudah dan juga murah kalau langsung membelinya daripada mengkontrakkan pembuatannya?

Pilihan lain adalah apabila kebutuhan media pembelajaran itu masih berjangka panjang sehingga masih memungkinkan untuk mengirimkan guru mengikuti pelatihan pembuatan media yang dikehendaki. Dalam kaitan ini, perlu dipertimbangkan mengenai besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mengirimkan guru mengikuti pelatihan pengembangan media pembelajaran yang dikehendaki. Selain itu, perlu juga dipikirkan apakah guru yang akan dikirimkan mengikuti pelatihan tersebut masih mempunyai waktu memadai untuk mengembangkan media pembelajaran yang dibutuhkan sekolah. Apakah fasilitas pemanfaatannya sudah tersedia di sekolah? Kalau belum, berapa biaya pengadaan peralatannya dalam jumlah minimal misalnya.

c. Ketersediaan Perangkat Keras untuk Pemanfaatan Media Pembelajaran

Tidak ada gunanya merancang dan mengembangkan media secanggih apapun kalau tidak didukung oleh ketersediaan peralatan pemanfaatannya di kelas. Apa artinya tersedia media pembelajaran online apabila di sekolah tidak tersedia perangkat komputer dan fasilitas koneksi ke internet yang juga didukung oleh Local Area Network (LAN).

Sebaliknya, pemilihan media pembelajaran sederhana (misalnya: media kaset audio) untuk dirancang dan dikembangkan akan sangat bermanfaat karena peralatan/fasilitas pemanfaatannya tersedia di sekolah atau mudah diperoleh di masyarakat. Selain itu, sumber energi yang diperlukan untuk mengoperasikan peralatan pemanfaatan media sederhana juga cukup mudah yaitu hanya dengan menggunakan baterai kering. Dari segi keahlian/keterampilan yang dibutuhkan untuk mengembangkan media sederhana seperti media kaset audio atau transparansi misalnya tidaklah terlalu sulit untuk mendapatkannya. Tidaklah juga terlalu sulit untuk mempelajari cara-cara perancangan dan pengembangan media sederhana.

d. Ketersediaan Media Pembelajaran di Pasaran

Karena promosi dan peragaan yang sangat mengagumkan/mempesona atau menjanjikan misalnya, sekolah langsung tertarik untuk membeli media pembelajaran yang ditawarkan. Namun sebelum membeli media pembelajarannya (program), sekolah harus terlebih dahulu membeli perangkat keras untuk pemanfaatannya. Setelah peralatan pemanfaatan media pembelajarannya dibeli ternyata di antara guru tidak ada atau belum tahu bagaimana cara-cara mengoperasikan peralatan pemanfaatan media pembelajaran yang akan diadakan tersebut. Di samping itu, media pembelajarannya (program) sendiri ternyata sulit didapatkan di pasaran sebab harus dipesan terlebih dahulu untuk jangka waktu tertentu.

Kemudian, dapat saja terjadi bahwa media pembelajaran yang telah dipesan dan dipelajari, kandungan materi pelajarannya sedikit sekali yang relevan dengan kebutuhan peserta didik (sangat dangkal). Sebaliknya, dapat juga terjadi bahwa materi yang dikemas di dalam media pembelajaran sangat cocok dan membantu mempermudah siswa memahami materi pelajaran. Namun, yang menjadi masalah adalah bahwa media pembelajaran tersebut sulit didapatkan di pasaran.

e. Kemudahan Memanfaatkan Media Pembelajaran

Aspek lain yang juga tidak kalah pentingnya untuk dipertimbangkan dalam pengembangan atau pengadaan media pembelajaran adalah kemudahan guru atau peserta didik memanfaatkannya, termasuk sesuai atau tidak karakteristik siswa dan menarik atau tidak media tersebut. Tidak akan terlalu bermanfaat apabila media pembelajaran yang dikembangkan sendiri, dibeli atau yang dikontrakkan pembuatannya ternyata tidak mudah dimanfaatkan, baik oleh guru maupun oleh peserta didik. Media yang dikembangkan atau dibeli tersebut hanya akan berfungsi sebagai pajangan saja di sekolah. Atau, dibutuhkan waktu yang memadai untuk melatih guru tertentu sehingga terampil untuk mengoperasikan peralatan pemanfaatan medianya.

Dari uraian di atas cukup memberikan pandangan tentang pengertian dan hakekat media pembelajaran yang sangat bermanfaat karena peran dan fungsinya yang dapat membantu guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dari sekian banyak media pembelajaran tentu guru akan menyeleksi atau memilih media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, biaya, karakteristik siswa, dan sebagainya. Dengan pemilihan media yang efektif diharapkan akan menjadikan siswa dapat belajar serta berinteraksi dengan sumber-sumber belajar sehingga akan tercapainya tujuan pembelajaran.

3. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Strategi atau cara memilih media pembelajaran yang efektif adalah seperti di bawah ini.

a. Menyesuaikan Jenis Media dengan Materi Pelajaran.

b. Keterjangkauan dalam Pembiayaan.

c. Ketersediaan Perangkat Keras untuk Pemanfaatan Media Pembelajaran.

d. Ketersediaan Media Pembelajaran di Pasaran.

e. Kemudahan Memanfaatkan Media Pembelajaran.

Saran

Guru diharapkan dapat menggunakan media dalam pembelajaran, karena dengan menggunakan media akan memudahkan siswa memahami materi pelajaran. Untuk itu pemilihan media yang tepat menjadi suatu keharusan agar media yang digunakan akan efektif dan efisien.

4. Daftar Pustaka

Angkowo, Robertus. A. Kosasih. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta: Grasindo.

Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Hadi, Aristo. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Heinich, Robert. Michael Molenda, James D. Russell. 1982. Instructional Media and The New Technologies of Instruction. Canada: John Wiley and Sons. Inc.

Miarso, Yusufhadi, dkk. 1984. Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta: CV. Rajawali.

Sadiman, Arief S., Rahardjo, Anung Haryono, Rahardjito. 2008. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Smaldino, Sharon E., Deborah L. Lowther, James D. Russel. 2008. Instructional Technology and Media for Learning. New Jersey: Pearson Merrill Prentice Hall.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger