Minggu, 25 Desember 2011

Tugas kuliah (harmadi-derasid.blogspot.com)

Penggunaan Media dalam Pembelajaran

(Studi tentang Slide, LCD, Chart, OHP dan Papan Tulis)

Oleh Harmadi

1. Pendahuluan

a. Latar Belakang

Keberhasilan suatu pembelajaran didukung oleh beberapa faktor seperti faktor guru, siswa, dan sarana pendukung. Yang merupakan faktor guru meliputi perencaanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Dalam pelaksanaan pembelajaran, selain penguasaan materi, yang perlu pula mendapat perhatian adalah penggunaan media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran merupakan suatu hal tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pembelajaran. Dengan penggunaan media diharapkan akan dapat memudahkan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Pesan yang disampaikan berupa materi pelajaran oleh penyampai pesan (guru) akan mudah dipahami oleh penerima pesan (siswa) apabila media yang digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi baik materi pelajaran maupun siswa yang bersangkutan.

Agar pesan yang disampaikan oleh penyampai pesan dapat diterima dengan baik sesuai dengan yang diinginkan, maka dalam pembelajaran perlu perancangam media yang sesuai. Perancangan media merupakan upaya merencanakan media yang sesuai dengan kondisi siswa, materi pelajaran, alokasi waktu dan model pembelajaran yang digunakan. Merencanakan media adalah memilih jenis media yang akan digunakan dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya. Pemilihan media yang tepat diharapkan dapat memperlancar proses komunikasi dalam pembelajaran, sehingga tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Ada beberapa media yang dapat dipilih oleh guru dalam pembelajaran, seperti slide (film bingkai), LCD , chart (bagan, grafik), OHP (Overhead Projector), papan tulis dan sebagainya. Media-media tersebut dapat menjadi pilihan dalam pembelajaran. Persoalan yang kadang-kadang muncul biasanya pemilihan media mana yang cocok untuk pembelajaran suatu materi pelajaran tertentu. Pemilihan ini berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan suatu media. Dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu media maka akan mempermudah guru dalam menentukan media yang tepat untuk pembelajaran suatu materi pelajaran.

b. Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi masalah

  • apa kelebihan dan keuntungan media Slide, LCD, Chart, OHP dan Papan Tulis ?
  • apa manfaat masing-masing media tersebut?

c. Tujuan dan Manfaat

Tujuan penulisan ini adalah untuk

  • mengetahui kelebihan dan kelemahan media Slide, LCD, Chart, OHP dan Papan Tulis ?
  • mengetahui manfaat dari media tersebut.

Manfaat penulisan ini adalah untuk

  • menambah wawasan penulis dalam bidang media pembelajaran
  • menambah wawasan pembaca sekalian dalam hal kelebihan dan kelemahan media tersebut.

2. Pengertian, Fungsi dan Jenis Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin “Medium” yang mempunyai arti perantara” atau “pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajan. Heinich, Molenda, dan Russel (1982:8) mengemukakan: “Derived from the Latin medium, “between” the term refers to anything that carries information between a source and a receiver”. Sementara itu, AECT seperti dikutip oleh Aristo Rahadi (2003:8) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyaalurkan pesan. Sedangkan, National Education Associaton (NEA) dalam Angkowo dan Kosasih (2007:10) mengungkapkan bahwa media pembelajaran sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak, audio visual serta peralatannya. Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya :

  1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik tidak sama, tergantung dari faktor-faktor pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan berkunjung, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar – gambar yang dapat disajikan secara audio atau audio visual.
  2. Media pembelajaran dapat melewati batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena : (a) obyek terlalu besar; (b) obyek terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik.
  3. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.
  4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan
  5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
  6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
  7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
  8. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak

Terdapat berbagai jenis media pembelajaran, diantaranya :

1. Media Visual: grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik, dan papan tulis.

2. Media Audio: radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya

3. Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya

4. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.

Dalam perkembangannya seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi, penggunaan media baik yang bersifat visual, audial, projected still media maupun projected motion media bisa dilakukan secara bersama melalui satu alat yang disebut multi media. Sebagai contohnya dewasa ini penggunaan komputer tidak hanya bersifat projected motion media, namun dapat meramu semua jenis media yang bersifat interaktif.

3. Pemilihan Media Pembelajaran

Sebelum memutuskan untuk memanfaatkan media dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas, hendaknya guru melakukan seleksi terhadap media pembelajaran mana yang akan digunakan untuk mendampingi dirinya dalam membelajarkan peserta didiknya. Berikut ini disajikan beberapa tips atau pertimbangan-pertimbangan yang dapat digunakan guru dalam melakukan seleksi terhadap media pembelajaran yang akan digunakan.

a. Menyesuaikan Jenis Media dengan Materi Pelajaran. Sewaktu akan memilih jenis media yang akan dikembangkan atau diadakan, maka yang perlu diperhatikan adalah jenis materi pelajaran yang mana yang terdapat di dalam kurikulum yang dinilai perlu ditunjang oleh media pembelajaran. Kemudian, dilakukan telaah tentang jenis media apa yang dinilai tepat untuk menyajikan materi pelajaran yang dikehendaki tersebut. Karena salah satu prinsip umum pemilihan/pemanfaatan media adalah bahwa tidak ada satu jenis media yang cocok atau tepat untuk menyajikan semua materi pelajaran.

Sebagai contoh misalnya, pelajaran bahasa Inggris. Untuk kemampuan berbahasa mendengarkan atau menyimak (listening skill), media yang lebih tepat digunakan adalah media kaset audio. Sedangkan untuk kemampuan berbahasa menulis atau tata bahasa, maka media yang lebih tepat digunakan adalah media cetak. Sedangkan untuk mengajarkan kepada peserta didik tentang cara-cara menggunakan organs of speech untuk menuturkan kata atau kalimat (pronounciation), maka media video akan lebih tepat digunakan.

Contoh lain untuk pelajaran Biologi. Untuk mengajarkan bagaimana terjadinya proses peredaran darah atau pencernaan makanan di dalam tubuh manusia, maka media video dinilai lebih tepat untuk menyajikannya. Dengan menggunakan teknik animasi, maka media video dapat memperlihatkan atau memvisualisasikan proses yang tidak dapat dilihat dengan mata materi pelajaran yang berkaitan dengan proses. Melalui visualisasi yang disajikan media video, maka peserta didik akan lebih mudah memahami materi pelajaran tentang proses peredaran darah atau pencernaan makanan di dalam tubuh manusia. Demikian juga halnya dalam menjelaskan profil kehidupan binatang buas, maka media video merupakan jenis media yang lebih tepat untuk menyajikannya.

b. Keterjangkauan dalam Pembiayaan

Dalam pengembangan atau pengadaan media pembelajaran hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan anggaran yang ada. Kalau seandainya guru harus membuat sendiri media pembelajaran, maka hendaknya dipikirkan apakah ada di antara sesama guru yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan media pembelajaran yang dibutuhkan. Kalau tidak ada, maka perlu dijajagi berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan medianya jika harus dikontrakkan kepada orang lain. Namun sebelum dikontrakkan kepada orang lain, satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah apakah media pembelajaran yang dibutuhkan tersebut tidak tersedia di pasaran. Seandaianya tersedia di pasaran, apakah tidak lebih cepat, mudah dan juga murah kalau langsung membelinya daripada mengkontrakkan pembuatannya?

Pilihan lain adalah apabila kebutuhan media pembelajaran itu masih berjangka panjang sehingga masih memungkinkan untuk mengirimkan guru mengikuti pelatihan pembuatan media yang dikehendaki. Dalam kaitan ini, perlu dipertimbangkan mengenai besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mengirimkan guru mengikuti pelatihan pengembangan media pembelajaran yang dikehendaki. Selain itu, perlu juga dipikirkan apakah guru yang akan dikirimkan mengikuti pelatihan tersebut masih mempunyai waktu memadai untuk mengembangkan media pembelajaran yang dibutuhkan sekolah. Apakah fasilitas pemanfaatannya sudah tersedia di sekolah? Kalau belum, berapa biaya pengadaan peralatannya dalam jumlah minimal misalnya.

c. Ketersediaan Perangkat Keras untuk Pemanfaatan Media Pembelajaran

Tidak ada gunanya merancang dan mengembangkan media secanggih apapun kalau tidak didukung oleh ketersediaan peralatan pemanfaatannya di kelas. Apa artinya tersedia media pembelajaran online apabila di sekolah tidak tersedia perangkat komputer dan fasilitas koneksi ke internet yang juga didukung oleh Local Area Network (LAN).

Sebaliknya, pemilihan media pembelajaran sederhana (misalnya: media kaset audio) untuk dirancang dan dikembangkan akan sangat bermanfaat karena peralatan/fasilitas pemanfaatannya tersedia di sekolah atau mudah diperoleh di masyarakat. Selain itu, sumber energi yang diperlukan untuk mengoperasikan peralatan pemanfaatan media sederhana juga cukup mudah yaitu hanya dengan menggunakan baterai kering. Dari segi keahlian/keterampilan yang dibutuhkan untuk mengembangkan media sederhana seperti media kaset audio atau transparansi misalnya tidaklah terlalu sulit untuk mendapatkannya. Tidaklah juga terlalu sulit untuk mempelajari cara-cara perancangan dan pengembangan media sederhana.

d. Ketersediaan Media Pembelajaran di Pasaran

Karena promosi dan peragaan yang sangat mengagumkan/mempesona atau menjanjikan misalnya, sekolah langsung tertarik untuk membeli media pembelajaran yang ditawarkan. Namun sebelum membeli media pembelajarannya (program), sekolah harus terlebih dahulu membeli perangkat keras untuk pemanfaatannya. Setelah peralatan pemanfaatan media pembelajarannya dibeli ternyata di antara guru tidak ada atau belum tahu bagaimana cara-cara mengoperasikan peralatan pemanfaatan media pembelajaran yang akan diadakan tersebut. Di samping itu, media pembelajarannya (program) sendiri ternyata sulit didapatkan di pasaran sebab harus dipesan terlebih dahulu untuk jangka waktu tertentu.

Kemudian, dapat saja terjadi bahwa media pembelajaran yang telah dipesan dan dipelajari, kandungan materi pelajarannya sedikit sekali yang relevan dengan kebutuhan peserta didik (sangat dangkal). Sebaliknya, dapat juga terjadi bahwa materi yang dikemas di dalam media pembelajaran sangat cocok

e. Kemudahan Memanfaatkan Media Pembelajaran danmembantu mempermudah siswa memahami materi pelajaran. Namun, yang menjadi masalah adalah bahwa media pembelajaran tersebut sulit didapatkan di pasaran.

Aspek lain yang juga tidak kalah pentingnya untuk dipertimbangkan dalam pengembangan atau pengadaan media pembelajaran adalah kemudahan guru atau peserta didik memanfaatkannya. Tidak akan terlalu bermanfaat apabila media pembelajaran yang dikembangkan sendiri atau yang dikontrakkan pembuatannya ternyata tidak mudah dimanfaatkan, baik oleh guru maupun oleh peserta didik. Media yang dikembangkan atau dibeli tersebut hanya akan berfungsi sebagai pajangan saja di sekolah. Atau, dibutuhkan waktu yang memadai untuk melatih guru tertentu sehingga terampil untuk mengoperasikan peralatan pemanfaatan medianya.

4. Kelebihan dan Kelemahan media Slide, LCD, Chart, OHP dan Papan Tulis

a. Slide

Slide atau filem bingkai merupakan salah satu media pembelajaran berupa klise filem yang dicetak khusus berbingkai. Film bingkai adalah suatu film berukuran 35 mm, yang bisanya dibungkus bingkai berukuran 2×2 inci terbuat dari karton, atau plastik dengan berbagai ukuran.

Beberapa keuntungan penggunaan film bingkai adalah sebagai berikut.
1. Materi pelajaran yang sama dapat disebarkan kepa siswa secara serentak.
2. Perhatian anak dapat dipusatkan, sehingga menghasilkan keseragaman pengamatan.
3. Fungsi berfikir penonton dirangsang dan dikembangkan secara bebes.
4. Film bingkai berada dibawah kontrol guru.
5. Film bingkai baik untuk menyajikan berbagai bidang studi tertentu, dapat digunakan baik secara kelompok maupun individual, tidak pandang usia.
6. Penyimpanan film bingkai sangat praktis.
7. Film bingkai dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan indera.
8. Program film bingkai dapat menjadikan media yang sangat efektif apabila dibandingkan dengan media cetak yang berisi gambar yang sama.
9. Program film bingkai bersuara mudah direvisi/diperbaiki, baik visual maupun audionya.
10. Film bingkai adalah media yang relatif sederhana/mudah, baik cara membuatnya maupun menggunakannya dibandingkan media TV atau film. Biayanya pun relatif murah.
11. Program dibuat dalam waktu yang singkat.

12. Seri film bingkai yang terdiri atas gambar-gambar lepas merupakan kelebihan sekaligus merupakan titik kelemahan
13. Hanya menyajikan objek-objek diam (still). Hingga kurang efektif untuk menyajikan tujuan pelajaran yang bersifat gerakan.
14. Bila ruangan tidak digelapkan, gambar yang diproyeksikan kurang jelas sehingga penyajian film bingkai kurang memuaskan.

15. Urutan gambar (film bingkai) dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan

16. Dapat disebarkan dan digunakan di berbagai tempat secara bersamaan.

17. Gambar pada film bingkai dapat ditayangkan lebih lama.

18. Film bingkai dapat ditayangkan pada ruangan yang masih terang. Jika tidak ada layar khusus dinding pun dapat dijadikan tempat proyeksi gambar.

19. Dapat menyajikan gambar dan grafik berbagai bidang ilmu.

20. Dapat digabung dengan suara/rekaman.

Kelemahannya adalah sebagai beruikut.

1. Gambar dan grafik visual yang disajikan tidak bergerak sehingga daya tariknya tidak sekuat dengan televisi/film.

2. Memerlukan perhatian dalam penyimpanan agar film bingkai tidak hilang atau tercecer.

3. Memerlukan biaya lebih besar dari pada pembuatan media foto, gambar, grafik yang tidak diproyeksikan.

Berdasarkan keterangan di atas maka file bingkai atau slide dapat untuk menyampaikan materi yang memerlukan gambar banyak seperti biologi dan sebagainya, atau gambar berseri dan tidak cocok untuk materi praktek, membaca atau mendengar, serta menulis.

b. LCD

LCD (Liquid Crystal Display) merupakan media yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Penggunaan LCD harus dirangkai dengan alat lain yaitu komputer. Materi pembelajaran didesain di dalam software seperti MS. Word, Excel, Power Point, Macromedia Flash, dan sebagainya.

Kelebihan LCD adalah sebagai berikut.

1. Teks atau gambar yang ditayangkan dapat lebih jelas sesuai dengan keinginan guru.

2. Karena didesain dengan software maka tampilan lebih menarik.

3. Dapat dipadukan dengan menggunakan suara seperti multimedia, bahkan dapat menayangkan CD atau filem, dan sebagainya.

Kelemahan LCD adalah sebagai berikut.

1. Sangat tergantung dari komputer atau software, apabila tidak ada komputer maka LCD tidak dapat dimanfaatkan.

2. Memerlukan keahlian guru untuk merancang materi dengan menggunakan sofware.

Berdasarkan keterangan di atas maka LCD dapat untuk menayangkan gambar, teks, gambar dan suara, CD dan sebagainya. Umumnya dapat disunakan untuk pembelajaran apapun kecuali praktek dan sejenisnya.

c. Chart

Text Box:  Text Box:  Seperti halnya media grafis yang lain, chart termasuk media visual. Fungsinya yang pokok adalah menyampaikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Chart juga mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi.
Sebagai media yang baik, chart haruslah:
1. Dapat dimengerti anak
2. Sederhana dan lugas, tidak rumit dan berbelit-belit.
3. Diganti pada waktu tertentu agar selain tetap termasa juga tak kehilangan daya tarik.

Kelebihannya adalah sebagai berikut.

1. Dapat dibuat sesuai dengan mudah oleh guru tanpa harus tahu pengoperasian komputer.

2. Harga pembuatan relatif murah, karena dapat dibuat dengan menggunakan karton.

3. Salah satu cara guru dalam menghemat waktunya untuk menulis di papan tulis.

Kelemahannya adalah sebagai berikut.

1. Tidak dapat disimpan dalam waktu lama.

2. Media yang sudah dibuat sulit untuk diperbaiki atau direvisi.

Chart atau flip chart adalah: lembaran kertas yang berisikan bahan pelajaran, yang

tersusun rapi dan baik. Lembaran kertas yang sama ukurannya

dijilid jadi satu secara baik agar lebih bersih dan baik. Penyajian informasi ini dapat

berupa:

a. Gambar-gambar

c. Huruf-huruf

b. Diagram

d. Angka-angka

Chart tersebut harus disesuaikan dengan jumlah dan jarak maksimum siswa, maka perlu direncanakan tempat yang sesuai dimana dan

bagaimana chart tersebut ditempatkan.

Cara Membuat Flip Chart

Chart tersebut harus disusun/dijilid yang serasi agar mudah untuk

penyimpanannya dan untuk menghindarkan kerusakan chart. Adapun cara untuk

mengkontruksi peta/chart adalah sebagai berikut:

a. Lubangi kertas chart sedemikian rupa agar mudah dijadikan satu/dijilid.

b. Buatkan dua bingkai kayu yang diikat bersama dengan kertas peta oleh dua baut

(seperti pada gambar 1). Pada ujung-ujung bingkai dibuat lubang tempat tali

penggantung pita.

c. Peta dengan bingkai kayu atau besi dijadikan satu dengan pengikat baut (seperti

pada gambar 2). Peta ini dapat digantungkan pada papan tulis/white board, yang

tidak menempel tembok/dinding.

d. Penempatan peta dapat juga digantungkan pada penyangga dengan 3 kaki.

e. Cara lain untuk mengikat dan menyangga peta adalah dengan menggunakan

papan triplek/hardboard. Papan display lainnya antara lain; papan tikar, felt board

(papan berlubang)

Berdasarkan uraian di atas maka chart dapat digunakan untuk menuliskan bagan, gambar, grafik, teks, dan sebagainya. Media ini tidak cocok untuk pembelajaran mendengarkan dan sejenisnya.

d. OHP

OHP (Overhead Proyector) merupakan alat bantu mengajar tatap muka sejati, sebab tata letak ruang kelas tetap seperti biasa, guru dapat bertatap muka dengan siswa (tanpa harus membelakangi siswa). Perangkat media transparansi meliputi perangkat lunak (Overhead transparancy / OHT) dan perangkat keras (Overhead projector / OHP). Teknik pembuatan media transparansi, yaitu:

- Mengambil dari bahan cetak dengan teknik tertentu

- Membuat sendiri secara manual

Kelebihan OHP adalah sebagai berikut.

1.Gambar yang akan diproyeksikan akan lebih jelas dibanding gambar dipapan.
2. Guru sambil mengajar dapat berhadapan dengan siswa.
3. Benda yang kecil dapat diproyeksikan.
4. Memungkinkan diskriminasi warna dan menarik minat siswa.
5. Tak memerlukan tenaga bantuan operator, kaena mudah dioperasikan.
6. Lebih sehat dari papan tulis.
7. Praktis digunakan untuk semua ukuran kelas ruangan.
8. Menghemat tenaga dan waktu karena dapat dipakai berulang.
9. Sepenuhnya dibawah kontrol guru.

10. Pantulan proyeksi gambar dapat terlihat jelas pada ruangan yang terang.

11. Dapat menjangkau kelompok yang besar.

12. Transparansi dapat dengan mudah dibuat sendiri.

13. Peralatan mudah dioperasikan .

14. Dapat disimpan dan digunakan berulang kali.

15. Memiliki kemampuan menampilkan warna.

Sekalipun banyak kelebihan, media transparansi memiliki kelemahan seperti berikut ini.
1. Suku cadang projektor media transparansi kadang sulit dicari.
2. Transparansi memerlukan waktu, usaha dan persiapan yang baik.
3. Karena lepas, transparansi menuntut cara kerja yang sistematis dalam penyajiannya.
4. Jika teknik pemanfaatan serta potensinya kurang dikuasai ada kecendrungan OHP dipakai sebagai pengganti papan tulis dan siswa cenderung pasif.

5. Fasilitas OHP harus tersedia.

6. Listrik pada ruang harus tersedia.

7. Sulit untuk mengatasi distorsi tayangan yang berbentuk trapesium (keystoning).

8. Harus memiliki teknik khusus untuk pengaturan urutan baik dalam penyajian maupun penyimpanan.

Pada dasarnya OHP/OHT berguna untuk memproyeksikan transparan ke arah

layar yang jaraknya relatip pendek, dengan hasil gambar/tulisan yang cukup besar.

Proyektor ini direncanakan dibuat untuk dapat digunakan oleh guru di depan kelas

dengan penerangan yang normal, sehingga tetap terjadi komunikasi antara guru

dengan siswa.

OHP/OHT secara umum digunakan untuk:

a. Pengganti papan tulis dengan menggunakan pen khusus yang dituliskan pada

lembaran transparan/plastik (acetate) atau gulungan transparan (scroll).

b. Tempat menunjukkan/memproyeksikan transparan yang telah disiapkan

sebelumnya.

c. Tempat menunjukkan bayangan (silhoutte) suatu benda.

d. Tempat menunjukkan model-model barang kecil baik dalam bentuk gerak atau

diam.

e. Untuk mendemonstrasikan suatu percobaan.

f. Contoh : bagaimana gaya magnit bekerja terhadap serbuk besi.

g. Untuk menunjukkan diagram aliran suatu sistem tertentu.

h. Contoh : dengan filter khsus dapat ditunjukkan diagram aliran suatu cairan.

i. Untuk memperlihatkan suatu sistem tertentu.

Jenis-jenis OHP/OHT

Overhead projector sampai saat ini ada 2 macam, yaitu :

a. OHP type standard (standar lecture haal type)

b. OHP type portable (dapat dilihat dan ringan, mudah dibawa)

  • Bagian-bagian Pokok OHP dan Cara Kerjanya

Saat ini walaupun banyak type dan merk OHP yang dipergunakan, namun

bagian-bagian pokok dari OHP tersebut pada prinsipnya sama. Di bawah ini akan

dijelaskan bagian pokok dan cara kerja dari OHP.

1. Kepala Proyektor (Proyector Head).

Kepala Projektor adalah suatu bagian yang berisi lensa-lensa objektive dan kaca

pemantul untuk mengarahkan sinar ke arah layar.

2. Pengontrol Focus (Focus Cotrol)

Dengan memutar-mutar bagian ini kepala proyektor akan bergerak naik/turun

untuk memperjelas (memfocus) gambar pada layar).

3. Tempat transparan/benda yang akan diproyeksikan (projection stage).

4. Lensa fresnel (fresnel lens), yaitu kondensor khusus yang berguna untuk

memusatkan cahaya yang memancar dari lampu ke arah kepala proyeksi.

5. Scroll atau rol penggulung transparan.

6. Lampu (projection lamp).

7. Pemantul (reflector).

8. Kipas pendingin (van).

9. Rumah/badan proyektor.

10. Focus Control

11. Lensa fresnel

Dari bagian-bagian pokok di atas dapat dijelaskan cara kerja OHP type model

standard dan model portable. Posisi layar dan letaknya juga harus diatur, sehingga gambar pada layar tidak miring atau sebagian mengecil. Hal ini dapat dilakukan dengan mengatur sinar yang dipancarkan dari proyektor jatuh tegak lurus pada layar. Apabila penyimpanan proyektor tidak sejajar dengan layar akan menimbulkan distorsi bayangan. Ada dua kemungkinan distorsi yaitu distorsi horizontal dan distorsi vertikal. Distorsi vertikal disebabkan penyimpanan proyektor terlalu tinggi dari layar (distorsi kebawah) atau terlalu ke bawah dari posisi layar (distorsi ke atas). Sedangkan distorsi horizontal disebabkan oleh penyimpanan proyektor terlalu ke kiri atau terlalu ke kanan dari posisi layar.

Teknik-Teknik Penyajian

a. Pada waktu penggunaan OHP, guru dapat melakukannya sambil berdiri. Pada

waktu posisi berdiri guru jangan menutup OHP terhadap layar maupun

menghalangi pandangan siswa terhadap layar.

b. Bila switch/saklar kipas pendinginan dan lampu ditekan, segera sinar OHP

menimpa layar. Aturlah posisi yang sebaik mungkin agar gambar pada layar

tidak miring atau kurang datar/simetris.

c. Pada waktu menjelaskan pada transparan di OHP, gunakan penunjuk (pointer)

atau pensil ke arah bagian-bagian penting yang sedang disajikan.

d. Bila selesai tiap tahap penyajian penggunaan OHP dan guru akan menjelaskan

lebih lanjut, matikan terlebih dahulu OHP dan alihkan perhatian siswa dari layar

kembali ke guru.

e. Penjelasan lebih lanjut mengenai hal-hal penting perlu ditekankan pada waktu

penyajian. Hal-hal yang rumit (complex) perlu disajikan dengan menggunakan

teknik berlapis (overlay) atau memakai penutup (masking) dan membukanya

sedikit demi sedikit.

f. Presentasi dengan menggunakan OHP, untuk membuat penampilan yang lebih

menarik.

  • Penggunaan OHP

1. Dengan alat penunjuk

Dengan menggunakan pensil atau pointer, guru dapat menekankan perhatian

siswa pada hal-hal yang dipentingkan. Penunjuk diletakkan di atas transparansi

bukan layar.

2. Menulis langsung

Menulis di atas transparan pada waktu menyajikan sangat menarik perhatian

bahkan pada transparan yang telah disiapkan sebelumnya, dapat ditambahkan

tulisan, pada waktu penyajian dengan pen khusus. Pen yang digunakan

mempunyai spesipikasi warna, ukuran ( kecil, sedang dan besar) dan jenis

(permanen dan solubel).

3. Menunjukkan dengan membuka sedikit demi sedikit

Teknik ini penting untuk mengontrol siswa agar hanya memperhatikan masalah

yang disajikan secara urut, dengan menutup bagian yang belum diproyeksikan.

4. Menjelaskan cara kerja benda

Guru dapat menjelaskan cara kerja benda yang kecil, diletakkan di atas OHP,

sehingga benda kerja tersebut dapat dilihat dengan jelas bagaimana letak dan

kerja benda yang diproyeksikan.

5. Menunjukkan benda dengan ukuran kecil

Dapat juga menjelaskan/ menunjukkan roda gigi yang ukurannya terlalu kecil,

sehingga dapat didemonstrasikan putaran roda gigi.

6. Penyajian dengan tumpang tindih (Overlay)

Konsep ide yang rumit dapat disederhanakan dengan cara seperti ini. Lembar

transparan pertama yang telah termuat ide dasar. Ide keterangan berikutnya dapat

ditumpangkan pada transparan pertama, sehingga akan memperjelas dari urutan

penyajian tersebut.

7. Menghidupkan dan mematikan

Dengan menswitch saklar on-off yang terdapat pada OHP perhatian siswa akan

dapat diarahkan, bila mematikan lampu siswa akan mengarahkan perhatian

kepada guru dan bila lampu dihidupkan kembali perhatian siswa akan terbawa

pada layar.

  • Membuat Overhead Transparansi (OHT)

Dalam membuat transparan banyak cara yang dipergunakan dari yang

sederhana sampai yang rumit atau memakai alat pembuat/untuk meng-copy

transparan yang disebut “transparan maker” ,cara pembuatan transparan adalah

sebagai berikut:

a. Langsung pada Transparan (acatate)

Bahan dasar transparan berupa sejenis plastik tipis yang disebut acetate dijual

dipasaran dalam kemasan 100 lembar dengan tebal 2 atau 3 macam yang

berbeda. Yang umum dipakai dengan DIN – A.4, 210 x 297 mm dengan tebal

0,08 mm. Pembuatan langsung pada transparan dapat dikerjakan 2 cara yaitu:

1) Menulis/melukis dengan pen khusus yang berwarna warni (Transparance pen)

2) Menggunakan set huruf (lettering set) atau sering disebut rugos.

Dalam prakteknya dua cara diatas dikombinasikan atau dipakai secara

bersama untuk menghasilkan transparan yang telah direncanakan terlebih

dahulu.

b. Membuat transparan dengan cara reproduksi

Yang dimaksud dengan reproduksi disini adalah memperbanyak dengan

gambar/tulisan/isi yang persis sama. Alat reproduksi yang banyak dipakai adalah

mesin photocopy, dan termofax .

Untuk membuat transparan jenis ini diperlukan persiapan-persiapan sebagai

berikut:

1) Membuat lembar asli (original) yang umumnya disebut “Master

ditulis/diberi ilustrasi dengan alat tulis yang berkadar karbon tinggi, misalnya

tinta cina. Untuk membuat transparan pada bahan asetat biasanya masker

harus dibuat dengan karbon khusus (master dapat di-photocopy).

2) Siapkan mesin pembuat transparan (transparency copy maker). Mesin

pembuat transparan bentuknya hampir sama dengan mesin photocopy

biasa.

3) Siapkan film pembuat transparan (tersedia dalam beberapa jenis dan warna).

Film ini ada 2 (dua) macam yaitu:

a) Film proses panas ada 2 permukaan, yang mengkilap dan buram. Untuk

siap masuk mesin transparan, bagian buram harus ditempelkan langsung

pada gambar/tulisan pada master. Pada produk 3 M biasanya diberi tanda

potongan sudut pada transparannya.

b) Asetat biasa dengan menggunakan karbon khusus. Master dibuat pada

suatu kertas merupakan tindasan dengan karbon khusus dari

gambar/ilustrasi yang direncanakan. Pemasangan pada mesin, seperti

untuk pemasangan film.

c) Atur tombol pengatur buat penyinaran (yang mempengaruhi

gelap/terangnya hasil photo copy; pada umumnya pada kedudukan

menengah. Hidupkan mesin/motornya, coba lebih dahulu dengan

guntingan film transparan kecil untuk mengecek hasilnya/kerjanya.

Kalau semua persiapan sudah dilakukan, berikut adalah langkah membuatnya:

1) Susun bahan transparan dengan masternya. Master menghadap ke atas dan

bersinggungan langsung dengan bahan. Untuk pembuatan dengan jenis

transparan film, letakan film tersebut dengan yang buram melekat langsung

diatas master.

2) Masukan kedalam mesin pembuat transparan, pasangan bahan dan master

diatas tertarik masuk kedalam mesin dan akan segera keluar kembali.

3) Setelah keluar dari mesin, pisahkan antara master dan transparannya. Untuk

transparan jenis bahan biasa, langsung transparan tersebut siap pakai, tetapi

untuk jenis film transparan tranparex (dari agfa gevaert), langkah ini belum

selesai dilanjutkan dengan:

a) Film hasil mesin photocopy ini dicuci dalam air dengan mesin khusus

transparex dengan segera. Waktu memasukan film, bagian yang

mengkilat menghadap keluar (kebawah). Bila sekali dimasukan hasilnya

kurang bersih, proses ini diulang-ulang 3 atau 4 kali.

b) Bila tetap belum bersih, proses pada 2) (masuk mesin photocopy) harus diulang

kembali dengan pengaturan pengaturan (setel dial controlnya) kearah

lighter”/kurang penyinaran. Bila hasil terlalu tipis (lemah), setel kearah

darker”. Pada gambar diperlihatkan gambar-gambar dari hasil

penyinaran yang terlalu kuat, yang tepat dan penyinaran yang terlalu

lemah.

c) Untuk memudahkan penyimpanan dan pemakaiannya, hasil transparan

diberi bingkai khusus yang dapat disimpan dalam map tebal (ordner)

Berdasarkan uraian di atas maka OHP cocok untuk teks saja dan tidak cocok untuk menampilkan gambar dan suara.

e. Papan Tulis

Papan tulis merupakan media yang telah cukup lama digunakan dan sampai sekarang masih digunakan sebagai media dalam pembelajaran. Umumnya papan tulis dibuat dari kayu (papan) yang dicat hitam, namun belakang ini lebih banyak digunakan papan tulis berwarna putih terbuat dari fiberglass.

Kelebihan papan tulis adalah sebagai berikut.

1. Dapat ditulis oleh guru dan siswa kapan saja, dan dapat dihapus.

2. Harganya sangat murah dan mendapatkannya tidak sulit.

3. Dapat digunakan untuk menuliskan teks, menempelkan gambar, dan untuk latihan siswa ke papan tulis.

Kelemahannya adalah sebagai berikut.

  1. Papan tulis tidak dapat menyimpan data, artinya selesai dipakai maka harus dihapus untuk menuliskan maateri lain lagi.
  2. Papan tulis hitam putih yang menggunakan kapur sebagai alat tulisnya berbahaya bagi kesehatan guru dan siswa karena selesai dihapus menimbulkan debu yang beterbangan.

Papan tulis atau white board dapat dipakai untuk penyajian: tulisan-

tulisan, sketsa, gambar-gambar dengan menggunakan kapur/spidol white board

baik yang berwarna ataupun tidak berwarna. Penggunaan kapur warna atau spidol warna dimaksudkan untuk memperjelas tulisan, menarik dan dapat berkesan bagi peserta yang akan menerimanya.

Syarat-syarat papan tulis yang baik adalah:

a. Papan tulis harus buram, tidak boleh licin atau mengkilat.

b. Warna dasar papan tulis harus lebih gelap dari alat tulis yang dipakai.

c. Warna dasar white board putih.

d. Ukuran yang ideal adalah 90 x 120 cm atau 90 x 200 cm.

e. Tulisan / gambar di papan harus jelas dan bersih, tidak terlalu penuh dengan tulisan atau gambar-gambar sehingga sulit untuk dimengerti siswa.

f. Hapus tulisan/gambar tidak diperlukan lagi, tinggalkan papan tulis

dalam keadaan bersih.

Dari penjelasan di atas jelas bahwa pemilihan media yang tepat merupakan keharusan bagi setiap guru yang akan melaksanakan pembelajaran. Dengan pemilihan media yang tepat maka akan memperlancar proses pembelajaran dan tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan.

4. Kesimpulan

Setiap media pembelajaran mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari suatu media pembelajaran merupakan pilihan dalam mencari media yang cocok. Sebaliknya kelemahan media pembelajaran tidak akan digunakan dalam pembelajaran. Pada dasarnya lemahnya suatu media bukanlah kelemahan media secara keseluruhan, tetapi lemahnya media apabila digunakan pada materi pelajaran yang tidak cocok, yang justru menjadi kelebihan pada materi pelajaran lain. Sebagai contoh adalah slide yang hanya cocok kalau materi tersebut memang banyak gambar, tetapi tidak cocok untuk materi pelajaran bahasa seperti mendengar. Materi mendengar malah cocok dengan media tape recorder, dan sebagainya.

5. Daftar Pustaka

Angkowo, Robertus. A. Kosasih. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta: Grasindo.

Hadi, Aristo. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Heinich, Robert. Michael Molenda, James D. Russell. 1982. Instructional Media and The New Technologies of Instruction. Canada: John Wiley and Sons. Inc.

Penggunaan Media dalam Pembelajaran

(Studi tentang Slide, LCD, Chart, OHP dan Papan Tulis)

Oleh Harmadi

1. Pendahuluan

a. Latar Belakang

Keberhasilan suatu pembelajaran didukung oleh beberapa faktor seperti faktor guru, siswa, dan sarana pendukung. Yang merupakan faktor guru meliputi perencaanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Dalam pelaksanaan pembelajaran, selain penguasaan materi, yang perlu pula mendapat perhatian adalah penggunaan media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran merupakan suatu hal tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pembelajaran. Dengan penggunaan media diharapkan akan dapat memudahkan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Pesan yang disampaikan berupa materi pelajaran oleh penyampai pesan (guru) akan mudah dipahami oleh penerima pesan (siswa) apabila media yang digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi baik materi pelajaran maupun siswa yang bersangkutan.

Agar pesan yang disampaikan oleh penyampai pesan dapat diterima dengan baik sesuai dengan yang diinginkan, maka dalam pembelajaran perlu perancangam media yang sesuai. Perancangan media merupakan upaya merencanakan media yang sesuai dengan kondisi siswa, materi pelajaran, alokasi waktu dan model pembelajaran yang digunakan. Merencanakan media adalah memilih jenis media yang akan digunakan dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya. Pemilihan media yang tepat diharapkan dapat memperlancar proses komunikasi dalam pembelajaran, sehingga tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Ada beberapa media yang dapat dipilih oleh guru dalam pembelajaran, seperti slide (film bingkai), LCD , chart (bagan, grafik), OHP (Overhead Projector), papan tulis dan sebagainya. Media-media tersebut dapat menjadi pilihan dalam pembelajaran. Persoalan yang kadang-kadang muncul biasanya pemilihan media mana yang cocok untuk pembelajaran suatu materi pelajaran tertentu. Pemilihan ini berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan suatu media. Dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu media maka akan mempermudah guru dalam menentukan media yang tepat untuk pembelajaran suatu materi pelajaran.

b. Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi masalah

  • apa kelebihan dan keuntungan media Slide, LCD, Chart, OHP dan Papan Tulis ?
  • apa manfaat masing-masing media tersebut?

c. Tujuan dan Manfaat

Tujuan penulisan ini adalah untuk

  • mengetahui kelebihan dan kelemahan media Slide, LCD, Chart, OHP dan Papan Tulis ?
  • mengetahui manfaat dari media tersebut.

Manfaat penulisan ini adalah untuk

  • menambah wawasan penulis dalam bidang media pembelajaran
  • menambah wawasan pembaca sekalian dalam hal kelebihan dan kelemahan media tersebut.

2. Pengertian, Fungsi dan Jenis Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin “Medium” yang mempunyai arti perantara” atau “pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajan. Heinich, Molenda, dan Russel (1982:8) mengemukakan: “Derived from the Latin medium, “between” the term refers to anything that carries information between a source and a receiver”. Sementara itu, AECT seperti dikutip oleh Aristo Rahadi (2003:8) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyaalurkan pesan. Sedangkan, National Education Associaton (NEA) dalam Angkowo dan Kosasih (2007:10) mengungkapkan bahwa media pembelajaran sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak, audio visual serta peralatannya. Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya :

  1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik tidak sama, tergantung dari faktor-faktor pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan berkunjung, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar – gambar yang dapat disajikan secara audio atau audio visual.
  2. Media pembelajaran dapat melewati batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena : (a) obyek terlalu besar; (b) obyek terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik.
  3. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.
  4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan
  5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
  6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
  7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
  8. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak

Terdapat berbagai jenis media pembelajaran, diantaranya :

1. Media Visual: grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik, dan papan tulis.

2. Media Audio: radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya

3. Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya

4. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.

Dalam perkembangannya seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi, penggunaan media baik yang bersifat visual, audial, projected still media maupun projected motion media bisa dilakukan secara bersama melalui satu alat yang disebut multi media. Sebagai contohnya dewasa ini penggunaan komputer tidak hanya bersifat projected motion media, namun dapat meramu semua jenis media yang bersifat interaktif.

3. Pemilihan Media Pembelajaran

Sebelum memutuskan untuk memanfaatkan media dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas, hendaknya guru melakukan seleksi terhadap media pembelajaran mana yang akan digunakan untuk mendampingi dirinya dalam membelajarkan peserta didiknya. Berikut ini disajikan beberapa tips atau pertimbangan-pertimbangan yang dapat digunakan guru dalam melakukan seleksi terhadap media pembelajaran yang akan digunakan.

a. Menyesuaikan Jenis Media dengan Materi Pelajaran. Sewaktu akan memilih jenis media yang akan dikembangkan atau diadakan, maka yang perlu diperhatikan adalah jenis materi pelajaran yang mana yang terdapat di dalam kurikulum yang dinilai perlu ditunjang oleh media pembelajaran. Kemudian, dilakukan telaah tentang jenis media apa yang dinilai tepat untuk menyajikan materi pelajaran yang dikehendaki tersebut. Karena salah satu prinsip umum pemilihan/pemanfaatan media adalah bahwa tidak ada satu jenis media yang cocok atau tepat untuk menyajikan semua materi pelajaran.

Sebagai contoh misalnya, pelajaran bahasa Inggris. Untuk kemampuan berbahasa mendengarkan atau menyimak (listening skill), media yang lebih tepat digunakan adalah media kaset audio. Sedangkan untuk kemampuan berbahasa menulis atau tata bahasa, maka media yang lebih tepat digunakan adalah media cetak. Sedangkan untuk mengajarkan kepada peserta didik tentang cara-cara menggunakan organs of speech untuk menuturkan kata atau kalimat (pronounciation), maka media video akan lebih tepat digunakan.

Contoh lain untuk pelajaran Biologi. Untuk mengajarkan bagaimana terjadinya proses peredaran darah atau pencernaan makanan di dalam tubuh manusia, maka media video dinilai lebih tepat untuk menyajikannya. Dengan menggunakan teknik animasi, maka media video dapat memperlihatkan atau memvisualisasikan proses yang tidak dapat dilihat dengan mata materi pelajaran yang berkaitan dengan proses. Melalui visualisasi yang disajikan media video, maka peserta didik akan lebih mudah memahami materi pelajaran tentang proses peredaran darah atau pencernaan makanan di dalam tubuh manusia. Demikian juga halnya dalam menjelaskan profil kehidupan binatang buas, maka media video merupakan jenis media yang lebih tepat untuk menyajikannya.

b. Keterjangkauan dalam Pembiayaan

Dalam pengembangan atau pengadaan media pembelajaran hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan anggaran yang ada. Kalau seandainya guru harus membuat sendiri media pembelajaran, maka hendaknya dipikirkan apakah ada di antara sesama guru yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan media pembelajaran yang dibutuhkan. Kalau tidak ada, maka perlu dijajagi berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan medianya jika harus dikontrakkan kepada orang lain. Namun sebelum dikontrakkan kepada orang lain, satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah apakah media pembelajaran yang dibutuhkan tersebut tidak tersedia di pasaran. Seandaianya tersedia di pasaran, apakah tidak lebih cepat, mudah dan juga murah kalau langsung membelinya daripada mengkontrakkan pembuatannya?

Pilihan lain adalah apabila kebutuhan media pembelajaran itu masih berjangka panjang sehingga masih memungkinkan untuk mengirimkan guru mengikuti pelatihan pembuatan media yang dikehendaki. Dalam kaitan ini, perlu dipertimbangkan mengenai besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mengirimkan guru mengikuti pelatihan pengembangan media pembelajaran yang dikehendaki. Selain itu, perlu juga dipikirkan apakah guru yang akan dikirimkan mengikuti pelatihan tersebut masih mempunyai waktu memadai untuk mengembangkan media pembelajaran yang dibutuhkan sekolah. Apakah fasilitas pemanfaatannya sudah tersedia di sekolah? Kalau belum, berapa biaya pengadaan peralatannya dalam jumlah minimal misalnya.

c. Ketersediaan Perangkat Keras untuk Pemanfaatan Media Pembelajaran

Tidak ada gunanya merancang dan mengembangkan media secanggih apapun kalau tidak didukung oleh ketersediaan peralatan pemanfaatannya di kelas. Apa artinya tersedia media pembelajaran online apabila di sekolah tidak tersedia perangkat komputer dan fasilitas koneksi ke internet yang juga didukung oleh Local Area Network (LAN).

Sebaliknya, pemilihan media pembelajaran sederhana (misalnya: media kaset audio) untuk dirancang dan dikembangkan akan sangat bermanfaat karena peralatan/fasilitas pemanfaatannya tersedia di sekolah atau mudah diperoleh di masyarakat. Selain itu, sumber energi yang diperlukan untuk mengoperasikan peralatan pemanfaatan media sederhana juga cukup mudah yaitu hanya dengan menggunakan baterai kering. Dari segi keahlian/keterampilan yang dibutuhkan untuk mengembangkan media sederhana seperti media kaset audio atau transparansi misalnya tidaklah terlalu sulit untuk mendapatkannya. Tidaklah juga terlalu sulit untuk mempelajari cara-cara perancangan dan pengembangan media sederhana.

d. Ketersediaan Media Pembelajaran di Pasaran

Karena promosi dan peragaan yang sangat mengagumkan/mempesona atau menjanjikan misalnya, sekolah langsung tertarik untuk membeli media pembelajaran yang ditawarkan. Namun sebelum membeli media pembelajarannya (program), sekolah harus terlebih dahulu membeli perangkat keras untuk pemanfaatannya. Setelah peralatan pemanfaatan media pembelajarannya dibeli ternyata di antara guru tidak ada atau belum tahu bagaimana cara-cara mengoperasikan peralatan pemanfaatan media pembelajaran yang akan diadakan tersebut. Di samping itu, media pembelajarannya (program) sendiri ternyata sulit didapatkan di pasaran sebab harus dipesan terlebih dahulu untuk jangka waktu tertentu.

Kemudian, dapat saja terjadi bahwa media pembelajaran yang telah dipesan dan dipelajari, kandungan materi pelajarannya sedikit sekali yang relevan dengan kebutuhan peserta didik (sangat dangkal). Sebaliknya, dapat juga terjadi bahwa materi yang dikemas di dalam media pembelajaran sangat cocok

e. Kemudahan Memanfaatkan Media Pembelajaran danmembantu mempermudah siswa memahami materi pelajaran. Namun, yang menjadi masalah adalah bahwa media pembelajaran tersebut sulit didapatkan di pasaran.

Aspek lain yang juga tidak kalah pentingnya untuk dipertimbangkan dalam pengembangan atau pengadaan media pembelajaran adalah kemudahan guru atau peserta didik memanfaatkannya. Tidak akan terlalu bermanfaat apabila media pembelajaran yang dikembangkan sendiri atau yang dikontrakkan pembuatannya ternyata tidak mudah dimanfaatkan, baik oleh guru maupun oleh peserta didik. Media yang dikembangkan atau dibeli tersebut hanya akan berfungsi sebagai pajangan saja di sekolah. Atau, dibutuhkan waktu yang memadai untuk melatih guru tertentu sehingga terampil untuk mengoperasikan peralatan pemanfaatan medianya.

4. Kelebihan dan Kelemahan media Slide, LCD, Chart, OHP dan Papan Tulis

a. Slide

Slide atau filem bingkai merupakan salah satu media pembelajaran berupa klise filem yang dicetak khusus berbingkai. Film bingkai adalah suatu film berukuran 35 mm, yang bisanya dibungkus bingkai berukuran 2×2 inci terbuat dari karton, atau plastik dengan berbagai ukuran.

Beberapa keuntungan penggunaan film bingkai adalah sebagai berikut.
1. Materi pelajaran yang sama dapat disebarkan kepa siswa secara serentak.
2. Perhatian anak dapat dipusatkan, sehingga menghasilkan keseragaman pengamatan.
3. Fungsi berfikir penonton dirangsang dan dikembangkan secara bebes.
4. Film bingkai berada dibawah kontrol guru.
5. Film bingkai baik untuk menyajikan berbagai bidang studi tertentu, dapat digunakan baik secara kelompok maupun individual, tidak pandang usia.
6. Penyimpanan film bingkai sangat praktis.
7. Film bingkai dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan indera.
8. Program film bingkai dapat menjadikan media yang sangat efektif apabila dibandingkan dengan media cetak yang berisi gambar yang sama.
9. Program film bingkai bersuara mudah direvisi/diperbaiki, baik visual maupun audionya.
10. Film bingkai adalah media yang relatif sederhana/mudah, baik cara membuatnya maupun menggunakannya dibandingkan media TV atau film. Biayanya pun relatif murah.
11. Program dibuat dalam waktu yang singkat.

12. Seri film bingkai yang terdiri atas gambar-gambar lepas merupakan kelebihan sekaligus merupakan titik kelemahan
13. Hanya menyajikan objek-objek diam (still). Hingga kurang efektif untuk menyajikan tujuan pelajaran yang bersifat gerakan.
14. Bila ruangan tidak digelapkan, gambar yang diproyeksikan kurang jelas sehingga penyajian film bingkai kurang memuaskan.

15. Urutan gambar (film bingkai) dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan

16. Dapat disebarkan dan digunakan di berbagai tempat secara bersamaan.

17. Gambar pada film bingkai dapat ditayangkan lebih lama.

18. Film bingkai dapat ditayangkan pada ruangan yang masih terang. Jika tidak ada layar khusus dinding pun dapat dijadikan tempat proyeksi gambar.

19. Dapat menyajikan gambar dan grafik berbagai bidang ilmu.

20. Dapat digabung dengan suara/rekaman.

Kelemahannya adalah sebagai beruikut.

1. Gambar dan grafik visual yang disajikan tidak bergerak sehingga daya tariknya tidak sekuat dengan televisi/film.

2. Memerlukan perhatian dalam penyimpanan agar film bingkai tidak hilang atau tercecer.

3. Memerlukan biaya lebih besar dari pada pembuatan media foto, gambar, grafik yang tidak diproyeksikan.

Berdasarkan keterangan di atas maka file bingkai atau slide dapat untuk menyampaikan materi yang memerlukan gambar banyak seperti biologi dan sebagainya, atau gambar berseri dan tidak cocok untuk materi praktek, membaca atau mendengar, serta menulis.

b. LCD

LCD (Liquid Crystal Display) merupakan media yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Penggunaan LCD harus dirangkai dengan alat lain yaitu komputer. Materi pembelajaran didesain di dalam software seperti MS. Word, Excel, Power Point, Macromedia Flash, dan sebagainya.

Kelebihan LCD adalah sebagai berikut.

1. Teks atau gambar yang ditayangkan dapat lebih jelas sesuai dengan keinginan guru.

2. Karena didesain dengan software maka tampilan lebih menarik.

3. Dapat dipadukan dengan menggunakan suara seperti multimedia, bahkan dapat menayangkan CD atau filem, dan sebagainya.

Kelemahan LCD adalah sebagai berikut.

1. Sangat tergantung dari komputer atau software, apabila tidak ada komputer maka LCD tidak dapat dimanfaatkan.

2. Memerlukan keahlian guru untuk merancang materi dengan menggunakan sofware.

Berdasarkan keterangan di atas maka LCD dapat untuk menayangkan gambar, teks, gambar dan suara, CD dan sebagainya. Umumnya dapat disunakan untuk pembelajaran apapun kecuali praktek dan sejenisnya.

c. Chart

Text Box:  Text Box:  Seperti halnya media grafis yang lain, chart termasuk media visual. Fungsinya yang pokok adalah menyampaikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Chart juga mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi.
Sebagai media yang baik, chart haruslah:
1. Dapat dimengerti anak
2. Sederhana dan lugas, tidak rumit dan berbelit-belit.
3. Diganti pada waktu tertentu agar selain tetap termasa juga tak kehilangan daya tarik.

Kelebihannya adalah sebagai berikut.

1. Dapat dibuat sesuai dengan mudah oleh guru tanpa harus tahu pengoperasian komputer.

2. Harga pembuatan relatif murah, karena dapat dibuat dengan menggunakan karton.

3. Salah satu cara guru dalam menghemat waktunya untuk menulis di papan tulis.

Kelemahannya adalah sebagai berikut.

1. Tidak dapat disimpan dalam waktu lama.

2. Media yang sudah dibuat sulit untuk diperbaiki atau direvisi.

Chart atau flip chart adalah: lembaran kertas yang berisikan bahan pelajaran, yang

tersusun rapi dan baik. Lembaran kertas yang sama ukurannya

dijilid jadi satu secara baik agar lebih bersih dan baik. Penyajian informasi ini dapat

berupa:

a. Gambar-gambar

c. Huruf-huruf

b. Diagram

d. Angka-angka

Chart tersebut harus disesuaikan dengan jumlah dan jarak maksimum siswa, maka perlu direncanakan tempat yang sesuai dimana dan

bagaimana chart tersebut ditempatkan.

Cara Membuat Flip Chart

Chart tersebut harus disusun/dijilid yang serasi agar mudah untuk

penyimpanannya dan untuk menghindarkan kerusakan chart. Adapun cara untuk

mengkontruksi peta/chart adalah sebagai berikut:

a. Lubangi kertas chart sedemikian rupa agar mudah dijadikan satu/dijilid.

b. Buatkan dua bingkai kayu yang diikat bersama dengan kertas peta oleh dua baut

(seperti pada gambar 1). Pada ujung-ujung bingkai dibuat lubang tempat tali

penggantung pita.

c. Peta dengan bingkai kayu atau besi dijadikan satu dengan pengikat baut (seperti

pada gambar 2). Peta ini dapat digantungkan pada papan tulis/white board, yang

tidak menempel tembok/dinding.

d. Penempatan peta dapat juga digantungkan pada penyangga dengan 3 kaki.

e. Cara lain untuk mengikat dan menyangga peta adalah dengan menggunakan

papan triplek/hardboard. Papan display lainnya antara lain; papan tikar, felt board

(papan berlubang)

Berdasarkan uraian di atas maka chart dapat digunakan untuk menuliskan bagan, gambar, grafik, teks, dan sebagainya. Media ini tidak cocok untuk pembelajaran mendengarkan dan sejenisnya.

d. OHP

OHP (Overhead Proyector) merupakan alat bantu mengajar tatap muka sejati, sebab tata letak ruang kelas tetap seperti biasa, guru dapat bertatap muka dengan siswa (tanpa harus membelakangi siswa). Perangkat media transparansi meliputi perangkat lunak (Overhead transparancy / OHT) dan perangkat keras (Overhead projector / OHP). Teknik pembuatan media transparansi, yaitu:

- Mengambil dari bahan cetak dengan teknik tertentu

- Membuat sendiri secara manual

Kelebihan OHP adalah sebagai berikut.

1.Gambar yang akan diproyeksikan akan lebih jelas dibanding gambar dipapan.
2. Guru sambil mengajar dapat berhadapan dengan siswa.
3. Benda yang kecil dapat diproyeksikan.
4. Memungkinkan diskriminasi warna dan menarik minat siswa.
5. Tak memerlukan tenaga bantuan operator, kaena mudah dioperasikan.
6. Lebih sehat dari papan tulis.
7. Praktis digunakan untuk semua ukuran kelas ruangan.
8. Menghemat tenaga dan waktu karena dapat dipakai berulang.
9. Sepenuhnya dibawah kontrol guru.

10. Pantulan proyeksi gambar dapat terlihat jelas pada ruangan yang terang.

11. Dapat menjangkau kelompok yang besar.

12. Transparansi dapat dengan mudah dibuat sendiri.

13. Peralatan mudah dioperasikan .

14. Dapat disimpan dan digunakan berulang kali.

15. Memiliki kemampuan menampilkan warna.

Sekalipun banyak kelebihan, media transparansi memiliki kelemahan seperti berikut ini.
1. Suku cadang projektor media transparansi kadang sulit dicari.
2. Transparansi memerlukan waktu, usaha dan persiapan yang baik.
3. Karena lepas, transparansi menuntut cara kerja yang sistematis dalam penyajiannya.
4. Jika teknik pemanfaatan serta potensinya kurang dikuasai ada kecendrungan OHP dipakai sebagai pengganti papan tulis dan siswa cenderung pasif.

5. Fasilitas OHP harus tersedia.

6. Listrik pada ruang harus tersedia.

7. Sulit untuk mengatasi distorsi tayangan yang berbentuk trapesium (keystoning).

8. Harus memiliki teknik khusus untuk pengaturan urutan baik dalam penyajian maupun penyimpanan.

Pada dasarnya OHP/OHT berguna untuk memproyeksikan transparan ke arah

layar yang jaraknya relatip pendek, dengan hasil gambar/tulisan yang cukup besar.

Proyektor ini direncanakan dibuat untuk dapat digunakan oleh guru di depan kelas

dengan penerangan yang normal, sehingga tetap terjadi komunikasi antara guru

dengan siswa.

OHP/OHT secara umum digunakan untuk:

a. Pengganti papan tulis dengan menggunakan pen khusus yang dituliskan pada

lembaran transparan/plastik (acetate) atau gulungan transparan (scroll).

b. Tempat menunjukkan/memproyeksikan transparan yang telah disiapkan

sebelumnya.

c. Tempat menunjukkan bayangan (silhoutte) suatu benda.

d. Tempat menunjukkan model-model barang kecil baik dalam bentuk gerak atau

diam.

e. Untuk mendemonstrasikan suatu percobaan.

f. Contoh : bagaimana gaya magnit bekerja terhadap serbuk besi.

g. Untuk menunjukkan diagram aliran suatu sistem tertentu.

h. Contoh : dengan filter khsus dapat ditunjukkan diagram aliran suatu cairan.

i. Untuk memperlihatkan suatu sistem tertentu.

Jenis-jenis OHP/OHT

Overhead projector sampai saat ini ada 2 macam, yaitu :

a. OHP type standard (standar lecture haal type)

b. OHP type portable (dapat dilihat dan ringan, mudah dibawa)

  • Bagian-bagian Pokok OHP dan Cara Kerjanya

Saat ini walaupun banyak type dan merk OHP yang dipergunakan, namun

bagian-bagian pokok dari OHP tersebut pada prinsipnya sama. Di bawah ini akan

dijelaskan bagian pokok dan cara kerja dari OHP.

1. Kepala Proyektor (Proyector Head).

Kepala Projektor adalah suatu bagian yang berisi lensa-lensa objektive dan kaca

pemantul untuk mengarahkan sinar ke arah layar.

2. Pengontrol Focus (Focus Cotrol)

Dengan memutar-mutar bagian ini kepala proyektor akan bergerak naik/turun

untuk memperjelas (memfocus) gambar pada layar).

3. Tempat transparan/benda yang akan diproyeksikan (projection stage).

4. Lensa fresnel (fresnel lens), yaitu kondensor khusus yang berguna untuk

memusatkan cahaya yang memancar dari lampu ke arah kepala proyeksi.

5. Scroll atau rol penggulung transparan.

6. Lampu (projection lamp).

7. Pemantul (reflector).

8. Kipas pendingin (van).

9. Rumah/badan proyektor.

10. Focus Control

11. Lensa fresnel

Dari bagian-bagian pokok di atas dapat dijelaskan cara kerja OHP type model

standard dan model portable. Posisi layar dan letaknya juga harus diatur, sehingga gambar pada layar tidak miring atau sebagian mengecil. Hal ini dapat dilakukan dengan mengatur sinar yang dipancarkan dari proyektor jatuh tegak lurus pada layar. Apabila penyimpanan proyektor tidak sejajar dengan layar akan menimbulkan distorsi bayangan. Ada dua kemungkinan distorsi yaitu distorsi horizontal dan distorsi vertikal. Distorsi vertikal disebabkan penyimpanan proyektor terlalu tinggi dari layar (distorsi kebawah) atau terlalu ke bawah dari posisi layar (distorsi ke atas). Sedangkan distorsi horizontal disebabkan oleh penyimpanan proyektor terlalu ke kiri atau terlalu ke kanan dari posisi layar.

Teknik-Teknik Penyajian

a. Pada waktu penggunaan OHP, guru dapat melakukannya sambil berdiri. Pada

waktu posisi berdiri guru jangan menutup OHP terhadap layar maupun

menghalangi pandangan siswa terhadap layar.

b. Bila switch/saklar kipas pendinginan dan lampu ditekan, segera sinar OHP

menimpa layar. Aturlah posisi yang sebaik mungkin agar gambar pada layar

tidak miring atau kurang datar/simetris.

c. Pada waktu menjelaskan pada transparan di OHP, gunakan penunjuk (pointer)

atau pensil ke arah bagian-bagian penting yang sedang disajikan.

d. Bila selesai tiap tahap penyajian penggunaan OHP dan guru akan menjelaskan

lebih lanjut, matikan terlebih dahulu OHP dan alihkan perhatian siswa dari layar

kembali ke guru.

e. Penjelasan lebih lanjut mengenai hal-hal penting perlu ditekankan pada waktu

penyajian. Hal-hal yang rumit (complex) perlu disajikan dengan menggunakan

teknik berlapis (overlay) atau memakai penutup (masking) dan membukanya

sedikit demi sedikit.

f. Presentasi dengan menggunakan OHP, untuk membuat penampilan yang lebih

menarik.

  • Penggunaan OHP

1. Dengan alat penunjuk

Dengan menggunakan pensil atau pointer, guru dapat menekankan perhatian

siswa pada hal-hal yang dipentingkan. Penunjuk diletakkan di atas transparansi

bukan layar.

2. Menulis langsung

Menulis di atas transparan pada waktu menyajikan sangat menarik perhatian

bahkan pada transparan yang telah disiapkan sebelumnya, dapat ditambahkan

tulisan, pada waktu penyajian dengan pen khusus. Pen yang digunakan

mempunyai spesipikasi warna, ukuran ( kecil, sedang dan besar) dan jenis

(permanen dan solubel).

3. Menunjukkan dengan membuka sedikit demi sedikit

Teknik ini penting untuk mengontrol siswa agar hanya memperhatikan masalah

yang disajikan secara urut, dengan menutup bagian yang belum diproyeksikan.

4. Menjelaskan cara kerja benda

Guru dapat menjelaskan cara kerja benda yang kecil, diletakkan di atas OHP,

sehingga benda kerja tersebut dapat dilihat dengan jelas bagaimana letak dan

kerja benda yang diproyeksikan.

5. Menunjukkan benda dengan ukuran kecil

Dapat juga menjelaskan/ menunjukkan roda gigi yang ukurannya terlalu kecil,

sehingga dapat didemonstrasikan putaran roda gigi.

6. Penyajian dengan tumpang tindih (Overlay)

Konsep ide yang rumit dapat disederhanakan dengan cara seperti ini. Lembar

transparan pertama yang telah termuat ide dasar. Ide keterangan berikutnya dapat

ditumpangkan pada transparan pertama, sehingga akan memperjelas dari urutan

penyajian tersebut.

7. Menghidupkan dan mematikan

Dengan menswitch saklar on-off yang terdapat pada OHP perhatian siswa akan

dapat diarahkan, bila mematikan lampu siswa akan mengarahkan perhatian

kepada guru dan bila lampu dihidupkan kembali perhatian siswa akan terbawa

pada layar.

  • Membuat Overhead Transparansi (OHT)

Dalam membuat transparan banyak cara yang dipergunakan dari yang

sederhana sampai yang rumit atau memakai alat pembuat/untuk meng-copy

transparan yang disebut “transparan maker” ,cara pembuatan transparan adalah

sebagai berikut:

a. Langsung pada Transparan (acatate)

Bahan dasar transparan berupa sejenis plastik tipis yang disebut acetate dijual

dipasaran dalam kemasan 100 lembar dengan tebal 2 atau 3 macam yang

berbeda. Yang umum dipakai dengan DIN – A.4, 210 x 297 mm dengan tebal

0,08 mm. Pembuatan langsung pada transparan dapat dikerjakan 2 cara yaitu:

1) Menulis/melukis dengan pen khusus yang berwarna warni (Transparance pen)

2) Menggunakan set huruf (lettering set) atau sering disebut rugos.

Dalam prakteknya dua cara diatas dikombinasikan atau dipakai secara

bersama untuk menghasilkan transparan yang telah direncanakan terlebih

dahulu.

b. Membuat transparan dengan cara reproduksi

Yang dimaksud dengan reproduksi disini adalah memperbanyak dengan

gambar/tulisan/isi yang persis sama. Alat reproduksi yang banyak dipakai adalah

mesin photocopy, dan termofax .

Untuk membuat transparan jenis ini diperlukan persiapan-persiapan sebagai

berikut:

1) Membuat lembar asli (original) yang umumnya disebut “Master

ditulis/diberi ilustrasi dengan alat tulis yang berkadar karbon tinggi, misalnya

tinta cina. Untuk membuat transparan pada bahan asetat biasanya masker

harus dibuat dengan karbon khusus (master dapat di-photocopy).

2) Siapkan mesin pembuat transparan (transparency copy maker). Mesin

pembuat transparan bentuknya hampir sama dengan mesin photocopy

biasa.

3) Siapkan film pembuat transparan (tersedia dalam beberapa jenis dan warna).

Film ini ada 2 (dua) macam yaitu:

a) Film proses panas ada 2 permukaan, yang mengkilap dan buram. Untuk

siap masuk mesin transparan, bagian buram harus ditempelkan langsung

pada gambar/tulisan pada master. Pada produk 3 M biasanya diberi tanda

potongan sudut pada transparannya.

b) Asetat biasa dengan menggunakan karbon khusus. Master dibuat pada

suatu kertas merupakan tindasan dengan karbon khusus dari

gambar/ilustrasi yang direncanakan. Pemasangan pada mesin, seperti

untuk pemasangan film.

c) Atur tombol pengatur buat penyinaran (yang mempengaruhi

gelap/terangnya hasil photo copy; pada umumnya pada kedudukan

menengah. Hidupkan mesin/motornya, coba lebih dahulu dengan

guntingan film transparan kecil untuk mengecek hasilnya/kerjanya.

Kalau semua persiapan sudah dilakukan, berikut adalah langkah membuatnya:

1) Susun bahan transparan dengan masternya. Master menghadap ke atas dan

bersinggungan langsung dengan bahan. Untuk pembuatan dengan jenis

transparan film, letakan film tersebut dengan yang buram melekat langsung

diatas master.

2) Masukan kedalam mesin pembuat transparan, pasangan bahan dan master

diatas tertarik masuk kedalam mesin dan akan segera keluar kembali.

3) Setelah keluar dari mesin, pisahkan antara master dan transparannya. Untuk

transparan jenis bahan biasa, langsung transparan tersebut siap pakai, tetapi

untuk jenis film transparan tranparex (dari agfa gevaert), langkah ini belum

selesai dilanjutkan dengan:

a) Film hasil mesin photocopy ini dicuci dalam air dengan mesin khusus

transparex dengan segera. Waktu memasukan film, bagian yang

mengkilat menghadap keluar (kebawah). Bila sekali dimasukan hasilnya

kurang bersih, proses ini diulang-ulang 3 atau 4 kali.

b) Bila tetap belum bersih, proses pada 2) (masuk mesin photocopy) harus diulang

kembali dengan pengaturan pengaturan (setel dial controlnya) kearah

lighter”/kurang penyinaran. Bila hasil terlalu tipis (lemah), setel kearah

darker”. Pada gambar diperlihatkan gambar-gambar dari hasil

penyinaran yang terlalu kuat, yang tepat dan penyinaran yang terlalu

lemah.

c) Untuk memudahkan penyimpanan dan pemakaiannya, hasil transparan

diberi bingkai khusus yang dapat disimpan dalam map tebal (ordner)

Berdasarkan uraian di atas maka OHP cocok untuk teks saja dan tidak cocok untuk menampilkan gambar dan suara.

e. Papan Tulis

Papan tulis merupakan media yang telah cukup lama digunakan dan sampai sekarang masih digunakan sebagai media dalam pembelajaran. Umumnya papan tulis dibuat dari kayu (papan) yang dicat hitam, namun belakang ini lebih banyak digunakan papan tulis berwarna putih terbuat dari fiberglass.

Kelebihan papan tulis adalah sebagai berikut.

1. Dapat ditulis oleh guru dan siswa kapan saja, dan dapat dihapus.

2. Harganya sangat murah dan mendapatkannya tidak sulit.

3. Dapat digunakan untuk menuliskan teks, menempelkan gambar, dan untuk latihan siswa ke papan tulis.

Kelemahannya adalah sebagai berikut.

  1. Papan tulis tidak dapat menyimpan data, artinya selesai dipakai maka harus dihapus untuk menuliskan maateri lain lagi.
  2. Papan tulis hitam putih yang menggunakan kapur sebagai alat tulisnya berbahaya bagi kesehatan guru dan siswa karena selesai dihapus menimbulkan debu yang beterbangan.

Papan tulis atau white board dapat dipakai untuk penyajian: tulisan-

tulisan, sketsa, gambar-gambar dengan menggunakan kapur/spidol white board

baik yang berwarna ataupun tidak berwarna. Penggunaan kapur warna atau spidol warna dimaksudkan untuk memperjelas tulisan, menarik dan dapat berkesan bagi peserta yang akan menerimanya.

Syarat-syarat papan tulis yang baik adalah:

a. Papan tulis harus buram, tidak boleh licin atau mengkilat.

b. Warna dasar papan tulis harus lebih gelap dari alat tulis yang dipakai.

c. Warna dasar white board putih.

d. Ukuran yang ideal adalah 90 x 120 cm atau 90 x 200 cm.

e. Tulisan / gambar di papan harus jelas dan bersih, tidak terlalu penuh dengan tulisan atau gambar-gambar sehingga sulit untuk dimengerti siswa.

f. Hapus tulisan/gambar tidak diperlukan lagi, tinggalkan papan tulis

dalam keadaan bersih.

Dari penjelasan di atas jelas bahwa pemilihan media yang tepat merupakan keharusan bagi setiap guru yang akan melaksanakan pembelajaran. Dengan pemilihan media yang tepat maka akan memperlancar proses pembelajaran dan tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan.

4. Kesimpulan

Setiap media pembelajaran mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari suatu media pembelajaran merupakan pilihan dalam mencari media yang cocok. Sebaliknya kelemahan media pembelajaran tidak akan digunakan dalam pembelajaran. Pada dasarnya lemahnya suatu media bukanlah kelemahan media secara keseluruhan, tetapi lemahnya media apabila digunakan pada materi pelajaran yang tidak cocok, yang justru menjadi kelebihan pada materi pelajaran lain. Sebagai contoh adalah slide yang hanya cocok kalau materi tersebut memang banyak gambar, tetapi tidak cocok untuk materi pelajaran bahasa seperti mendengar. Materi mendengar malah cocok dengan media tape recorder, dan sebagainya.

5. Daftar Pustaka

Angkowo, Robertus. A. Kosasih. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta: Grasindo.

Hadi, Aristo. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Heinich, Robert. Michael Molenda, James D. Russell. 1982. Instructional Media and The New Technologies of Instruction. Canada: John Wiley and Sons. Inc.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger